Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Heka Leka: Semua Anak Harus Cerdas, Tak Peduli Islam atau Kristen (2)

Kompas.com - 28/09/2018, 06:00 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Pasca-konflik kemanusiaan pada tahun 1999, dunia pendidikan di Maluku seolah terjerembab ke dasar jurang yang paling dalam.

Banyak anak yang harus putus sekolah akibat tidak bisa mengenyam pendidikan dengan baik, kualitas pendidikan pun merosot akibat dampak buruk dari konflik yang berkepanjangan itu.

Keterpurukan kualitas pendidikan di Maluku dapat dilihat dari uji kompetensi guru (UKG) selama beberapa tahun terakhir. Maluku terus menempati peringkat paling terbawah dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

Berangkat dari keprihatinan yang mendalam akan keterpurukan dunia pendidikan di Maluku, Stenly Ferdinandus maka berinisiatif membentuk Komunitas Heka Leka di Ambon.

Stenly mengajak beberapa orang temannya untuk mendirikan komunitas Heka Leka dengan program awal adalah membentuk kelompok belajar.

Baca selengkapnya: Jalan Panjang Heka Leka agar Anak-Anak Maluku Tak Lagi Tertinggal (1)

Tim relawan dari Yayasan Heka Leka memberikan bimbingan kepada siswa SD Negeri 31 di kawasan Batu Merah Dalam, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku.KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY Tim relawan dari Yayasan Heka Leka memberikan bimbingan kepada siswa SD Negeri 31 di kawasan Batu Merah Dalam, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku.

Menurut dia, salah satu program Heka Leka yang pertama kali dilakukan adalah membentuk kelompok belajar di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Saat di Saparua, Heka Leka juga ikut memfasilitasi berbagai kegiatan pemuda yang ada di wilayah tersebut termasuk berkolaborasi dengan sekolah-sekolah.

“Kami mengajak sekolah-sekolah dan warga desa untuk mari berinvestasi ke pendidikan, dan kita mencoba membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan,” ungkapnya.

Baca juga: Kisah Taman Baca Sakila Kerti, Tempuh Bahaya agar Preman Terminal Berubah (1)

Menurut Stenly, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Maluku, pihaknya mencoba mengumpulkan anak-anak SD hingga SMP untuk dibina lewat program dua jam membaca dan belajar.

Lewat program tersebut, relawan Heka Leka memberikan pencerahan dan berbagai pengetahuan lainnya untuk meningkatkan kemampuan siswa.

“Kami punya program awal itu dua jam belajar. Jadi selama waktu dua jam itu, anak-anak kami berikan berbagai pengetahuan,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com