Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Rumah Pelangi, Menangis hingga Rela Kayuh Sepeda 4 Km demi Bisa Baca Buku (2)

Kompas.com - 27/09/2018, 22:56 WIB
Hamzah Arfah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Berlipat ganda

Tidak sekedar mengandalkan bangunan yang terletak di Jalan KH Syafi’i No 80, Rumah Pelangi juga mulai melebarkan sayap dengan ‘menginvasi’ rukun warga (RW) di desa setempat.

Mulai tahun 2016, Rumah Pelangi melakukan pendekatan langsung kepada warga setempat, dengan cara menginisiasi taman baca dengan konsep menarik dan inovatif di setiap RW yang ada di Desa Suci.

“Kami tidak hanya fokus mengembangkan rumah pelangi saja, namun juga coba membangkitkan perpustakaan di setiap RW. Ini coba kami lakukan secara bertahap, dengan sekitar enam RW mulai berjalan baik, dengan lainnya terus dalam proses pengelolaan menuju baik,” kata Nency.

Sejalan dengan dukungan pemerintahan Desa Suci, Nency dengan para relawan yang ada di rumah pelangi mencoba melakukan itu dalam program ‘Satu RW, Satu Taman Baca' dengan konsep berbeda sesuai dengan keinginan warga.

“Ada yang berkonsep daur ulang dan sebagainya. Mereka menata buku sehingga menarik. Tidak harus ruangan yang besar, ruang terbuka juga nggak masalah asal bisa untuk membaca sambil mampir beristirahat,” tuturnya.

Hanya saja, setiap mengawali tentu saja tidak akan berjalan mudah. Butuh kerja keras dan pengorbanan, seperti yang sudah sempat dia dan beberapa rekan-rekannya alami saat pertama kali mendirikan Rumah Pelangi.

“Untuk kendala dalam program ini, sama seperti sebelumnya masalah klasik. Kalau enggak sumber daya manusia (SDM), ya biasanya ketersediaan buku dan jaringan,” ucap dia.

Salah satu taman baca yang sudah berhasil dijalankan di antaranya, Taman Baca Dadali yang berada di RW 07 Desa Suci. Taman baca ini dikelola oleh Karang Taruna RT 01/RW 07 dan sudah berjalan sejak 2016.

“Untuk koleksi bukunya ada sekitar 600-an lebih. Ada yang berasal dari hasil penjualan bank sampah, sebagian dari kas karang taruna, ada juga sumbangan langsung dari warga di sini,” tutur salah seorang pengelola taman baca Dadali, Usama Singgih.

Sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pengurus Rumah Pelangi, Taman Baca Dadali juga tidak membutuhkan tempat atau ruangan yang luas. Hanya saja, buku-buku ditata secara rapi di teras tanpa rak.

“Anak-anak bebas membaca, tanpa khawatir kehilangan buku karena tetap didata dengan baik. Mereka bisa membaca buku sepuasnya yang disukai sehingga bisa mengalihkan perhatian atas kesibukan mereka bermain gadget selepas habis sekolah,” ungkap dia.

BERSAMBUNG:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com