Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta di Balik Kasus Jalan ke Rumah, Dikepung Tetangga hingga Diblokir Anggota Dewan

Kompas.com - 27/09/2018, 19:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu permasalahan sosial yang baru mendapat perhatian masyarakat akhir-akhir ini adalah perkara jalan pulang ke rumah.

Setelah kasus Eko Purnomo di Kota Bandung, permasalahan serupa juga terjadi di Jombang, Jawa Timur.

Keluarga Siti Khotijah terpaksa melompati tembok yang dibangun tetangga sebelahnya yang bernama Seger (61).

Ternyata kasus serupa juga pernah terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Berikut fakta hasil penelusuran Kompas.com.

1. Denny dan tembok di Perumahan Bukit Mas

Kondisi rumah milik Denny, warga Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang ditembok oleh sekelompok warga beberapa bulan lalu, tetap ditembok hingga hari ini, Kamis (2/6/2016). Denny terpaksa membuat pagar baru di samping rumahnya sebagai akses keluar-masuk yang baru. KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Kondisi rumah milik Denny, warga Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang ditembok oleh sekelompok warga beberapa bulan lalu, tetap ditembok hingga hari ini, Kamis (2/6/2016). Denny terpaksa membuat pagar baru di samping rumahnya sebagai akses keluar-masuk yang baru.

Warga Perumahan Bintaro Mas terpaksa memblokir rumah Denny yang dianggap menyalahi aturan.

Menurut warga yang tergabung dalam Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM), Denny mengklaim rumahnya merupakan bagian dari kompleks Bukit Mas. Padahal Denny membeli rumah tersebut dengan standar harga kampung.

Menurut WPPBM, rumah Denny seharusnya menghadap ke Jalan Mawar atau ke jalan perkampungan, bukan ke jalan Cakra Negara yang masuk wilayah kompleks.

Penembokan warga terhadap rumah Denny terjadi tahun 2015. Sejak saat itu, Denny pun harus beradu argumen dan dokumen dengan warga di perumahan Bukit Mas.

Pihak Pemkot Jakarta Selatan pun harus turun tangan untuk menyelesaiakan masalah tersebut.

Pihak Pemkot Jaksel, tahun 2016 dan pemilik rumah mengubah arah rumah menghadap ke jalan Mawar, sesuai dengan izin yang berlaku.

Baca Juga: Wali Kota Jaksel Putuskan Tembok Tetap Berdiri, Denny Berniat Tempuh Jalur Hukum

2. Kampung ditembok oleh anggota fraksi Partai Hanura

Warga Kayu Putih di Pulogadung, Jakarta Timur melakukan aksi unjuk rasa menentang pengembangan kawasan sekitar mereka menjadi area sentra bisnis. Pengembangan tersebut disebut dilakukan oleh PT Pulomas Jaya. Rabu (2/4/2014). Kompas.com/Robertus Belarminus Warga Kayu Putih di Pulogadung, Jakarta Timur melakukan aksi unjuk rasa menentang pengembangan kawasan sekitar mereka menjadi area sentra bisnis. Pengembangan tersebut disebut dilakukan oleh PT Pulomas Jaya. Rabu (2/4/2014).

Anggota DPR RI, Nurdin Tampubolon dari Fraksi Hanura, membangun tembok di lahan yang telah dibelinya di wilayah Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur.

Sayangnya, tembok yang dibangunnya itu menutup jalan warga RW 07 untuk masuk dan keluar dari perkampungan menuju jalan raya.

Saat dikonfirmasi atas temboknya, Nurdin mengatakan tidak membutuhkan sosialisasi karena Ketua RT dan RW sudah menyepakati pembangunan tembok tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com