Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Rumah Pelangi, Ubah "Mindset" Buku Tak Relevan di Zaman Internet (1)

Kompas.com - 27/09/2018, 15:40 WIB
Hamzah Arfah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com – Pada zaman sekarang, yang katanya, modern, orang kadang merasa malas untuk membaca buku. Apalagi pasalnya kalau bukan layanan internet yang mudah sekali diakses di gadget.

Orang merasa sudah bisa mengakses segala bentuk macam informasi maupun transfer ilmu dari gadget miliknya. Maka tak heran, banyak yang berpendapat, apakah perpustakaan atau taman bacaan masih relevan?

“Terus terang, hal itu yang coba ingin saya edukasi kepada masyarakat. Jangan sampai, punya handphone terus malas membaca buku, tidak ingin anaknya datang ke taman baca atau perpustakaan, dan yang lebih lagi menganggap perpustakaan itu sudah kuno, nggak zaman lagi,” tutur Nency Septriyana (40), pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rumah Pelangi di Gresik, Jawa Timur, Jumat (17/8/2018).

Baca juga: Jelajah Literasi, Antologi Kisah 20 Taman Baca Penggerak Mimpi Anak-anak

Padahal menurut Nency, kebanyakan perpustakaan maupun taman bacaan saat ini, tidak sekedar menyediakan buku maupun jurnal saja. Namun juga beragam aktivitas lain, yang bisa membantu, terutama pada tumbuh kembang anak.

“Awal pertama kali saya merintis Rumah Pelangi ini, banyak juga yang sempat bertanya dan meragukan, apa masih dibutuhkan taman baca atau perpustakaan di zaman yang sudah modern dan serba internet seperti sekarang?” ungkap Nency sambil menghela nafas.

“Tapi Alhamdulillah, saya dan semua rekan-rekan di sini (relawan) yang tidak patah semangat, akhirnya mampu menjawab keraguan masyarakat tersebut, dengan membuktikan bila rumah pelangi sejauh ini ternyata masih mampu eksis, pertanda masih cukup dibutuhkan,” sambung dia.

Apalagi, dia dan juga rekan-rekan relawan di rumah pelangi mempunyai tekad ingin meminimalisasi ketergantungan masyarakat akan gadget. Khususnya, meminimalisir dampak buruk gadget kepada anak-anak.

“Tujuan kami mendirikan rumah pelangi ini, terus terang ingin mendekatkan buku dengan masyarakat, lebih-lebih kepada anak-anak. Sebab kami juga ingin, meminimalisasi dampak buruk gadget bagi pertumbuhan anak-anak,” tutur dia.

Baca juga: Cerita Tia yang Tak Peduli Tak Digaji agar Anak-anak Bisa Membaca (2)

Untuk lebih dapat menarik perhatian masyarakat, khususnya anak-anak, beragam kegiatan pun coba diselenggarakan di Rumah Pelangi. Ada yang terjadwal dengan tetap, ada pula yang sifatnya kondisional.

“Untuk kegiatan yang pasti (terjadwal) itu setiap minggunya ada bahasa Inggris, pengenalan dengan buah dan sayur sekaligus cara mengolahnya, berhitung, serta musik. Dengan ini, kami melakukannya bersama dengan beberapa pihak yang berkenan membantu, di mana mereka bersedia meluangkan waktu serta dana pribadi untuk anak-anak yang biasa berkunjung ke Rumah Pelangi,” kata dia.

Untuk belajar bahasa Inggris, misalnya, Rumah Pelangi menjalin kerja sama dengan International Language Course (ILC) yang dilaksanakan setiap Jumat. Ada pula belajar perkusi (alat pukul dari barang bekas) yang dibimbing oleh staf guru kesenian SD Al Ibrah yang biasa digelar pada hari Sabtu.

Sementara itu, beberapa kegiatan yang tidak tetap, biasanya dilaksanakan apabila ada pihak sponsor yang berkeinginan menyumbang atau membantu Rumah Pelangi dengan berbagai kegiatan positif dan mendukung tumbuh berkembangnya anak-anak.

“Karena kami juga dana dari mana kalau tidak dari sponsor. Alhamdulillah, ada saja pihak yang mau membantu, baik itu perorangan, kelompok, institusi, maupun perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR),” ungkap Nency.

“Di antara acara tidak rutin yang sempat diadakan itu seperti edukasi dari rekan-rekan Klinik Mata Utama, serta belajar menyulam bagi ibu-ibu oleh dokter Uyik (pimpinan Klinik Mata Utama),” lanjut dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com