Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gusdurian Banyak di Sumut, Ini Tambahan Suara untuk Jokowi-Ma'ruf"

Kompas.com - 27/09/2018, 13:49 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Setelah mendapat dukungan dari keluarga Gus Dur, pasangan capres-cawapres nomor urut satu, Jokowi-Ma'ruf Amin pun kemungkinan akan mendapat tambahan suara pada Pilpres 2019 dari simpatisan Gus Dur atau Gusdurian dan kaum nahdliyin di setiap daerah.

Kekuatan Ma'ruf sebagai mantan Rais Aam Syuriah atau Dewan Penasihat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi salah satu faktor kunci. Aromanya sudah terlihat dari dukungan partai politik PKB dan PPP.

"Gusdurian banyak di Sumut, ini tambahan suara untuk Jokowi-Ma'ruf. Diperkirakan jumlahnya ada 500.000-an orang, maka secara signifikan akan menambah suara," kata Sutrisno Pangaribuan, juru bicara Tim Kampanye Provinsi (TKP) Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Sumatera Utara untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, Kamis (27/9/2018).

Kantong suara, lanjut dia, tersebar mulai Kabupaten Tobasamosir, Samosir, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan. Persentasenya sekitar 90 persen lebih. Kemudian di Kabupaten Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, dengan persentase 70 persen.

Lalu, Kabupaten Nias, Gunung Sitoli, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan, Pematangsiantar, sebesar 80 persen lebih.

Untuk Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Serdangbedagai, Tebingtinggi, Langkat, Kota Binjai, Batubara, Asahan, Kota Tanjungbalai, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan, di atas 60 persen.

Baca juga: Arti Dukungan Keluarga Gus Dur bagi Jokowi-Maruf Amin

Sementara di Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandilingnatal, Padangsidimpuan, Padanglawas Utara dan Padanglawas, lebih dari 50 persen.

"Kami masih membentuk tim kampanye kabupaten dan kota. Targetnya selesai akhir bulan ini, sehingga Oktober nanti sudah terbentuk 33 tim kampanye di Sumut," ujar Sutrisno.

"Tim kampanye provinsi Jokowi-Ma'ruf akan fokus pada penyebaran informasi sisi positif dan keunggulan pasangan calon. Merebut simpati dan suara rakyat tanpa harus membangun sentimen negatif terhadap paslon lain," lanjut dia.

Dia mengatakan, pihaknya menyambut positif sikap, pilihan, dan keberpihakan keluarga besar almarhum Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

Sikap ini semakin menegaskan bahwa orang-orang baik akan memilih dan berdiri di barisan orang-orang baik pula.

Tim kampanye provinsi akan segera menjalin komunikasi dengan Gusdurian di Sumut, berkoordinasi dengan Barikade Gus Dur, Gerakan Kebangkitan Nusantara (Gatara), Jaringan Perempuan Nusantara, Forum Silaturahmi Santri Nusantara, Forum Kiai Kampung Nusantara, dan Forum Alumni Timur Tengah.

"Kerja cepat yang dilakukan Yenny Wahid juga akan diikuti TKP Sumut. Kami akan bergerak cepat membangun komunikasi dengan jaringan kader Gus Dur yang kami yakini ada hingga ke tingkat desa," imbuhnya.

Baca juga: Pilihan Politik Yenny Wahid Dukung Jokowi-Maruf Dinilai Rasional

Besarnya dukungan membuat Sutrisno yakin bahwa Jokowi-Ma'ruf akan memenangkan Pilpres 2019 mendatang.

Basis-basis Gus Dur di seluruh Sumut mulai bergerak, ditambah pilihan keluarga Gus Dur yang juga mampu mempengaruhi dukungan pemilih rasional kaum nasionalis yang juga berafiliasi politik dengan Gus Dur.

Stop perang tagar

Perang tagar antar-pendukung masih terus berseliweran. Masyarakat masih disuguhi tagar #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi. Kondisi ini berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

Menurut Dadang Darmawan Pasaribu, akademisi dari FISIP USU, perang tagar hanya memperkeruh dan tidak mendidik masyarakat yang karakternya menelan mentah-mentah semua isu tanpa mau melakukan cek dan ricek.

"Tagar sudah menjadi identitas antar-kubu dan masyarakat kita selalu menelan mentah-mentah," ucapnya.

Sering terjadi perdebatan absurd di media sosial antar-kelompok pendukung atau lawan. Ujung-ujungnya, muncul kelompok baru dengan isu baru yang melawan kedua tagar. Berada di tengah, menjadi penetral wacana, seperti pengusung #2019TetapSaudara.

"Maunya, situasi yang sudah keruh jangan lagi diperkeruh karena yang menerima dampak masyarakat sendiri. Stop perang tagar, supaya tidak ada konflik yang berpotensi memecah belah persatuan. Masing-masing pihak harus memberikan edukasi politik yang bijak, yang menguatkan fondasi bangsa," kata aktivis 98 itu.

Baca juga: Keluarga Gus Dur dan Keputusannya Mendukung Jokowi-Maruf Amin...

Saat ini, kata Dadang, masyarakat Indonesia mulai kehilangan modal sosial sehingga persatuan semakin lemah. Akhirnya mudah dimanfaatkan kepentingan politik yang tidak melihat nilai luhur bangsa. Ada disharmoni di dalam masyarakat yang gejalanya sudah terlihat.

Sebelumnya, para antropolog sudah menyatakan bahwa nilai-nilai keindonesiaan sudah minim dimaknai masyarakat kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com