Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Taman Baca Sakila Kerti, Tempuh Bahaya agar Preman Terminal Berubah (1)

Kompas.com - 27/09/2018, 12:42 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Upaya pendekatan TBM Sakila Kerti dalam menyantrikan para penghuni terminal mulai menunjukkan kemajuan signifikan. Terlebih lagi, dalam kelas-kelas belajar di TBM Sakila Kerti disisipkan pengetahuan tentang kesadaran akan hukum.

TBM Sakila Kerti juga menghidupkan bakat-bakat terpendam para penghuni terminal. Sejumlah karya puisi para pengasong, pengamen, pengemis terpajang di rak kayu TBM Sakila kerti.

"Alhamdulilah dengan bekal pendidikan, para penghuni terminal yang selama ini kurang diperhatikan menjadi lebih santun dan sadar akan hukum. Pola pikirnya berkembang. Dahulu sering ada perkelahian, mabuk-mabukan dan pemalakan di terminal, kini kekerasan itu telah hilang. Imej terminal yang seram sudah tak ada lagi. Kegiatan mereka lebih positif," katanya.

Sekolah Terminal

TBM Sakila Kerti kini menjadi denyut nadi bagi para penghuni di Terminal Kota tegal. Asa menjulang tinggi yang selama ini dirindukan telah berlabuh di terminal ini.

Taman baca yang merintis pendidikan luar sekolah sejak 2015 akhirnya berganti baju sebagai Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di tahun 2017. Mereka lebih getol menyebutnya "Sekolah Terminal".

Selain fokus pada TBM dan kegiatan pemberdayaan, juga melayani sekolah kejar paket A, B dan C. TBM Sakila Kerti juga menjadi pusat pendidikan Al Quran.

Saat ini untuk kejar paket A ada 40 murid, kejar paket B ada 12 murid dan kejar paket C ada 15 murid.

Meski tak berbayar, kenyataannya sulit mengajak seseorang yang mayoritas berusia tidak lagi muda untuk mengenyam pendidikan.

Yusqon dan para relawan bahkan rela door to door atau mendatangi langsung para siswa yang enggan bersekolah. Selayaknya les privat, mereka datang ke kios-kios para pedagang dan mengajarinya sesuai kurikulum pemerintah.

Yusqon sendiri bercita-cita akan berupaya keras "menguliahkan" murid TBM Sakila Kerti yang berkualitas.

"Semua siswa penghuni terminal dan gratis. Kalau lulus kantongi ijazah kejar Paket C dan TPQ. Rencananya nanti jika ada yang pintar dan lulus paket C akan kami kuliahkan. Tidak mudah memang mengajak seseorang yang sudah tak lagi muda untuk bersekolah. 15 siswa bahkan kami datangi langsung ke kios-kiosnya, selayaknya les privat. Rata-rata malu dan malas karena umur. Itu pun ikhlas kami lakukan. Saat ini total ada 10 pengajar relawan di TBM Sakila Kerti," kata Yusqon.

BERSAMBUNG: Baca juga: Di Taman Baca Ini, Sisri Keluar dari Depresi, Martini Tak Lagi Ngawur Berhitung (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com