Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Baca Bakau, Merawat Mimpi Anak-anak di Balik Hutan Mangrove

Kompas.com - 26/09/2018, 22:49 WIB
Iqbal Fahmi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Program Pustaka Keliling dilakukan untuk menjangkau potensi-potensi masyarakat yang tinggal di kampung terpencil. Ismail menyulap sepeda motor pribadi para relawan menjadi perpustakaan portabel. Dengan begitu, dia bisa memangkas jarak antara masyarakat dengan buku.

“Kami juga memiliki program sudut baca, yakni membangun semacam pondokan yang digunakan untuk memberikan akses kepada masyakarat yang jauh dari sekretariat rumah baca. Sampai saat ini total sudah ada dua lokasi sudut baca di dua dusun Desa Percut,” tuturnya.

Salah satu faktor resistensi masyarakat kepada aktivitas membaca anak-anak adalah stigma keliru jika membaca adalah kegiatan yang tidak produktif. Sebab, bagi masyarakat pesisir Percut yang didominasi oleh nelayan kecil, anak-anak lebih baik bekerja membantu orangtua di rumah.

Mangrove harus lestari

Sadar dengan hal tersebut, Rumah Baca Bakau mencoba memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan dan ekonomi kreatif kepada warga. Melalui program literasi finansial, para relawan mendampingi keluarga binaan untuk berinvoasi menciptakan produk-produk baru yang dapat bernilai ekonomis.

Produk hasil kreasi kudapan keluarga binaan Rumah Baca Bakau yang sudah dipasarkan antara lain, keripik dan cendol daun daruju (acanthus ilicifolius). Selain itu, berbagai macam limbah laut yang berhasil terhimpun dalam bank sampah dapat didaur ulang menjadi produk kerajinan.

Pada akhirnya, muara dari setiap program Rumah Baca Bakau adalah upaya pelestarian hutan mangrove di Desa Percut. Literasi lingkungan yang dimaksud oleh Ismail adalah menanamkan rasa cinta dan peduli kepada alam sejak dini.

Secara rutin, Ismail mengajak anak-anak Rumah Baca Bakau untuk berkeliling hutan mangrove menggunakan perahu.

Sembari membaca buku, mereka melihat secara langsung megahnya istana burung dan rapatnya benteng hidup yang selama ini menjadi pelindung kampung dari ganasnya ombak Selat Malaka.

Tak heran, rumah baca ini terpilih menjadi salah satu pemenang dalam ajang Gramedia Reading Community Competion (GRCC) 2018 karena konsistensi mereka mengampanyekan literasi di tengah situasi yang tak mudah dan membawa dampak positif di Desa Percut.

“Kami mengajak anak-anak untuk melakukan reboisasi lahan kritis. Anak-anak harus sadar jika kehidupan mereka dan orangtua mereka sangat bergantung kepada sumber daya pesisir. Hutan mangrove harus tetap lestari untuk kelangsungan hidup masa depan kami semua,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com