SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala SMKN 1 Surabaya, Bahrun meminta maaf atas tindakannya yang dianggap telah melakukan kekerasan terhadap siswa kelas XI, RA (16).
Menurut Bahrun, kejadian diawali dari ujian tengah semester (UTS). Saat mengontrol ujian, pihaknya mendapati sejumlah siswa berada di luar kelas.
Padahal, ujian baru berjalan 2 jam sedangkan waktu pelaksanaan ujian berlangsung 90 menit.
"Saya cek satu-satu soalnya, kebetulan saya lihat punya RA. Dari 10 soal yang harus dijawab, ada dua soal belum terjawab," kata Burhan di SMKN 1 Surabaya, Rabu (26/9/2018).
Baca juga: Soal Video Tampar Suporter Bola, Gubernur Edy: Memangnya Cocok Saya Menampar Anak Kecil?
Namun, Bahrun mengklaim tidak menampar RA. Dia mengaku hanya menempelkan tangannya ke pipi RA yang merupakan anak berkebutuhan khusus (inklusi) hingga kacamatanya terlepas.
"Saya tidak menampar. Sebenarnya tujuan kami ingin mendidik tidak bermaksud seperti itu (melakukan kekerasan). Maksud saya dengan anak-anak mengerjakan sungguh-sungguh, nilainya akan lebih bagus," kata Bahrun.
Namun, Bahrun akhirnya mengaku bersalah dan meminta maaf kepada RA dan orangtuanya.
Saat melakukan mediasi dengan orangtua RA, Bahrun menyanggupi dengan membuat surat pernyataan dan menjamin tidak akan melakukan kembali kekerasan terhadap siswa.
"Saya minta maaf, saya tadi khilaf. Saya cuma ingin anak-anak bersungguh-sungguh dan sekolah punya prestasi di mata masyarakat," jelasnya.
"Saya juga tidak tahu kalau RA anak inklusi. Saya benar tidak tahu," katanya.
Baca juga: Viral, Video Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tampar Suporter PSMS Medan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.