Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Artis "Nyaleg" di Dapil Jawa Timur, Ini Komentar Pengamat

Kompas.com - 26/09/2018, 14:23 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Terlihat hadir Krisdayanti, Lita Zein, Iis Sugiarto, dan Kirana Larasati.

Menurut Surokim, caleg dengan latar belakang artis tetap dilematis dan harus dibarengi dengan upaya sungguh-sungguh meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka.

Tujuannya, agar bisa linier dengan tantangan lingkungan dan tumbuhnya pemilih kritis di Jawa Timur.

Selain itu, masih menurut Surokim, parpol harus tetap selektif dan melihat track record caleg artis.

Apalagi, menjadi politisi saat ini, harus benar-benar bisa memahami konteks dan konten sehingga produktif dan tidak malah membebani partai dengan pikiran, sikap dan perilaku yang kontraproduktif.

Baca juga: Soal Caleg Artis, Nasdem Jabar Bantah untuk Dongkrak Popularitas

"Harus diakui masih banyak caleg artis yang belum kompeten. Kebanyakan hanya tampak smart dan hanya sekadar modal nampang dan popularitas semata, itu sesungguhnya juga berbahaya bagi partai ke depan," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Surabaya Survei Center (SSC) Muhtar W. Oetomo menilai, tak dipungkiri figur artis memiliki modal popularitas. Tetapi, dalam politik elektoral, popularitas saja belum cukup.

"Sepopuler-populernya seorang caleg, dia tetap membutuhkan pendekatan dan strategi lanjutan untuk bisa menyentuh sisi likelibilitas dan akseptabilitas pemilih," ucap Muhtar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/9/2019).

Bahkan, kata Muhtar, meski caleg itu telah disukai dan diterima oleh publik, dia tetap perlu pendekatan dan strategi khusus agar di hari H pencoblosan nanti dipilih.

"Maka mengharapkan popularitas saja dari para caleg artis itu adalah berlebihan. Karena mayoritaas artis enggan turun langsung ke dapil dengan berbagai pendekatan dan strategi untuk meningkatkan likelabilitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya," kata Muhtar.

Dari sekian banyak artis yang "nyaleg", menurut Muhtar, tidak cukup banyak artis yg melek politik, baik secara kognitif maupun afektif.

Karena itu, mengandalkan artis sebagai caleg bukan saja menunjukkan kegagalan kaderisasi di internal partai. Lebih dari itu, sambung Muhtar, merupakan kagagalan peran parpol yang ia nilai tidak mampu memberikan substansi pada publik, namun hanya mampu memberikan packing.

"Artis memang bisa menjadi pengumpul massa yang efektif, tapi belum tentu bisa menjadi pengumpul suara yang efektif," ucapnya.

"Sekali lagi pilihan pendekatan dan strategilah yang akan lebih menentukan seorang caleg kelak dipilih oleh publik," kata Muhtar kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com