Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Artis "Nyaleg" di Dapil Jawa Timur, Ini Komentar Pengamat

Kompas.com - 26/09/2018, 14:23 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi


SURABAYA, KOMPAS.com - Menjelang pemilu legislatif (pileg) 2019, sejumlah nama artis ibu kota bersaing untuk bisa memikat suara publik di Jawa Timur.

Popularitas para artis tersebut dianggap efektif sebagai vote getter atau penarik suara.

Jawa Timur bertabur "bintang" setelah terdapat 21 nama artis yang dipastikan nyaleg di dapil Jawa Timur pada Pileg 2019 mendatang.

Caleg artis dari Partai Nasdem ada 11 orang, kemudian caleg artis dari PAN ada 4 orang, PDI Perjuangan 3 orang, PKB 2 orang, dan Partai Gerindra 1 orang.

Dari Dapil Jatim I, terdapat nama Manohara Odelia dan Indra Maulana yang maju dari Partai Nasdem, Ahmad Dhani Prasetyo dari Partai Gerindra, kemudian Arzetti Bilbina dan Sundari Soekotjo dari PKB, serta Andre Hehanusa dari PDI Perjuangan.

Dapil Jatim II terdapat nama Rahma Sarita dari Partai Nasdem dan Dapil Jatim III ada nama Lucky Perdana dan Yuli Anita yang juga dari NasDem.

Baca juga: 10 Caleg Artis Akan Berperang di Dapil Jabar I

Dapil Jatim IV, Ferly Putra dan Charles Melkiansyah terdaftar sebagai caleg Partai Nasdem, serta Emilia Contessa dari PAN.

Di Dapil Jatim V, ada nama artis Venna Melinda yang maju dari Partai Nasdem dan Krisdayanti dari PDI Perjuangan.

Sedangkan dari Dapil Jatim VII, terdapat nama Alila Bachsin yang merupakan adik kandung Arumi Bachsin dan Eron Ariodito, adik Wakil Gubernur terpilih Jatim 2019-2024 Emil Elestianto Dardak. Selain itu, juga terdapat nama Denada. Ketiganya, maju sebagai caleg PAN.

Dari Dapil Jatim VIII, ada nama Ratna Listy, Dapil Jatim IX Tessa Kaunang, dan Dapil Jatim X Elma Theana. Ketiganya merupakan caleg yang maju dari Partai Nasdem.

Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam mengatakan, artis memang memiliki modal kepopuleran, tetapi partai politik (parpol) harus tetap harus hati-hati karena pergerakan suara mulai berkembang.

"Untuk bisa diterima dan dipilih (publik), modal populer saja tidak cukup. Harus dilengkapi dengan kompetensi, kapabilitas, kapasitas, dan track record positif," ucap Surokim kepada Kompas.com, Rabu (26/9/2018).

Surokim berpendapat, investasi kader dengan hanya modal populer itu sebenarnya jalan pragmatisme politik jangka pendek.

Jika tidak hati-hati, sambung Surokim, juga akan berbahaya bagi kaderisasi parpol jangka panjang.

"Apalagi investasi kader artis faktanya selama ini juga kerap berisiko dengan membuat blunder yang bsa menggerus citra positif partai. Jadi semangat partai merekrut caleg artis harus pula dibarengi kewaspadaan tinggi akan kualitas caleg itu sendiri," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya UTM itu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com