Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Ambil Alih FIR dari Singapura, TNI AU Bangun Sistem Keamanan

Kompas.com - 26/09/2018, 11:57 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Pengelolaan ruang udara atau flight information region (FIR) wilayah Kepulauan Riau (Kepri) yang dikuasai Singapura, sampai saat ini masih diusahakan proses pengambilan alihannya.

"Sampai saat ini kami masih berupaya agar FIR wilayah Kepri yang masih dikuasai tersebut, yakni ruang udara Batam, Tanjungpinang, Karimun hingga Natuna bisa diambil alih pada 2019 mendatang," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna.

KSAU mengatakan daerah-daerah di wilayah Kepri tersebut masuk dalam ruang udara Blok ABC.

Dampak dari penguasaan FIR tersebut, aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam maupun bandara yang masuk dalam Blok ABC harus menunggu pemberitahuan (izin) take-off clearance selain dari ATC Batam juga dari ATC Singapura.

"Maka dari itu, untuk menunjang pengambilalihan FIR tersebut, TNI AU salah satunya membangun sistem keamanan di Batam," jelasnya.

Menurut Yuyu, ia tidak sekadar mengambil alih kendali wilayah (ruang udara Batam, Tanjungpinang dan Karimun hingga Natuna) tersebut. 

"Tetapi kami juga harus mampu menjamin keamanannya. Salah satunya menempatkan pesawat TNI AU dan membangun pangkalan untuk memantau situasi keamanan di ruang udara tersebut," tegas Yuyu.

Baca juga: Chappy Hakim: Kita Harus Segera Mengambilalih FIR dari Singapura

Lebih jauh, dia menjelaskan, beberapa daerah yang ada di Kepri, seperti Batam, Karimun dan Natuna merupakan wilayah terdepan NKRI yang strategis. Apalagi, sebagian besar wilayah Kepri berhadapan dengan beberapa negara.

Hal ini membutuhkan semacam shelter atau pangkalan dan apron yang mampu mendukung pengoperasian pesawat tempur dan pesawat angkut. Jika sewaktu-waktu ada upaya pengancaman wilayah NKRI di pulau terdepan, hal ini bisa secepatnya ditindak lanjuti.

"Pengambilalihan FIR sedang berproses yang diketuai oleh Menko Kemaritiman. Menurut amanat UU No 1 Tahun 2009, FIR harus diambil alih dari Singapura pada tahun 2024," ujar alumnus Pendidikan TNI AU tahun 1986 ini.

Namun, menurut Yuyu, Presiden memerintahkan agar pengambilalihan dipercepat yakni pada tahun 2019. Hal ini sesuai perintah Presiden RI melalui Instruksi Presiden pada 18 September 2015.

"Semua tim sudah bergerak. Harapan kami agar pengambilalihan ini sesuai dengan rencana termasuk sebagian wilayah Pekanbaru dari tangan Singapura," katanya menambahkan.

Sekadar diketahui, TNI AU akan membangun pangkalan kecil di Bandara Hang Nadim Batam. Tepatnya di sekitar ujung landasan Bandara Hang Nadim Batam. Rencananya, TNI AU akan menempatkan satu flight, yakni empat pesawat tempur di pangkalan tersebut.

Adapun jenis pesawatnya, bisa saja Sukhoi, F16, T50, atau Hawk. Selain pesawat, TNI AU juga akan menempatkan satu komandan pangkalan untuk mengkoordinir kendali penerbangan di wilayah tersebut.

Singapura mulai menguasai ruang udara di sejumlah wilayah di Kepri sejak tahun 1946. Saat itu Singapura berada di bawah jajahan Inggris.

Sehingga, Singapura memiliki peralatan navigasi yang memadai untuk mengatur lalu lintas pesawat di Singapura, termasuk di Kepri.

Kompas TV Delapan kelas yang dipertandingkan dibagi berdasarkan tingkat disabilitas atlet, nantinya akan ada 6 negara berlaga di Asian Para Games.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com