Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Belajar Ceria, Banjiri Pesisir Sungai Musi dengan Gairah Membaca (1)

Kompas.com - 26/09/2018, 09:31 WIB
Iqbal Fahmi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Laksana urat nadi, Sungai Musi adalah mengantarkan darah kehidupan untuk masyarakat di Kota Palembang.

Dari bengawan inilah peradaban terbentuk. Kota yang dijuluki Venesia dari timur itu terus bersolek, menjelma sebagai kota metropolitan baru di Pulau Sumatera.

Namun, seperti kebanyakan metropolis pada umumnya, pesatnya pembangunan infrasutruktur selalu meninggalkan jejak pincang pemerataan.

Tidak jauh dari Jembatan Ampera yang melegenda, terdapat sebuah permukiman bernama Kampung Sungai Pedado. Di kampung mungil berpenduduk sekitar 400 kepala keluarga ini, wajah lain Kota Palembang terkuak.

Baca juga: Jelajah Literasi, Antologi Kisah 20 Taman Baca Penggerak Mimpi Anak-anak

Meski hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Palembang, tidak ada fasilitas transportasi umum yang menjangkau Kampung Sungai Pedado. Akibatnya, kampung di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, ini seperti terisolasi.

Hanya dua akses yang dapat dijadikan opsi untuk menjangkau Kampung Sungai Pedado: menyusuri jalan beton penuh lubang menggunakan kendaraan pribadi atau menumpang biduk-biduk warga yang baru dapat beroperasi ketika air sungai pasang.

Sekat kesenjangan paling mendasar dari masyarakat di kampung ini adalah akses pendidikan. Rata-rata tingkat pendidikan warga Kampung Sungai Pedado, hanya sebatas Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Aktivitas di Rumah Belajar Ceria (RBC) di atas perahu di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Taman baca yang berlokasi di Kampung Sungai Pedado di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, ini didirikan oleh sekelompok pemuda yang dimotori oleh Evan Saputra (28). KOMPAS.com/M IQBAL FAHMI Aktivitas di Rumah Belajar Ceria (RBC) di atas perahu di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Taman baca yang berlokasi di Kampung Sungai Pedado di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, ini didirikan oleh sekelompok pemuda yang dimotori oleh Evan Saputra (28).

Di Kampung Sungai Pedado, hanya ada satu Sekolah Dasar (SD). Jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah, para remaja harus menempuh perjalanan selama 20 menit sampai ke pusat kelurahan. Mereka harus berangkat pagi benar menggunakan perahu mesin untuk menyusuri sungai yang membelah perkampungan.

Imbas dari tingkat pendidikan yang rendah semakin mempersempit ragam profesi. Walhasil, mata pencaharian masyarakat Kampung Sungai Pedado pun hanya terbatas pada keterampilan pertanian dan perikanan tradisional skala kecil.

Hidup di kawasan kota besar dengan pendidikan dan keahlian yang terbatas menjadikan warga Sungai Pedado semakin terpinggirkan. Mereka yang tersisih itu terpaksa tinggal di pesisir bengawan, mendirikan rumah-rumah panggung dan dikepung oleh sistem sanitasi yang jauh dari kata ideal.

Baca juga: Kerinduan Terdalam Rumoh Baca Hasan-Savvaz, Anak-anak Jauh dari Narkoba (1)

Berawal dari kegelisahan

Melihat potret kehidupan masyarakat di Kampung Sungai Pedado, sekelompok pemuda yang dimotori oleh Evan Saputra (28) berinisiatif menggagas berdirinya sebuah kelompok belajar dengan nama Rumah Belajar Ceria (RBC).

Mereka, para pejuang literasi tersebut, adalah Amirul Wahid, Erwin Tarzani, Ratna Mahardika, Ismi Yuliana, Tria Gustiningsih, Melta Triwesah dan Damayanti Pratiwi. Mereka gelisah melihat kondisi warga di kampung ini.

“Kami prihatin melihat kondisi Kampung Sungai Pedado yang selalu menjadi anak tiri pembangunan. Saat itu yang terlintas di kepala kami adalah bagaimana mengubah kesadaran literasi lebih dulu. Karena ketika masyarakat sudah terbuka wawasannya, mereka akan lebih mudah untuk menerima inovasi demi kehidupan lebih baik,” katanya.

 

Aktivitas di Rumah Belajar Ceria (RBC) di Kampung Sungai Pedado di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Taman baca ini didirikan oleh sekelompok pemuda yang dimotori oleh Evan Saputra (28). KOMPAS.com/M IQBAL FAHMI Aktivitas di Rumah Belajar Ceria (RBC) di Kampung Sungai Pedado di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Taman baca ini didirikan oleh sekelompok pemuda yang dimotori oleh Evan Saputra (28).

Evan yang menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini menceritakan, embrio RBC tercetus pada awal tahun 2014.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com