Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Tampar Suporter Bola, Gubernur Edy: Memangnya Cocok Saya Menampar Anak Kecil?

Kompas.com - 25/09/2018, 16:36 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi membantah video dirinya menampar salah satu suporter PSMS Medan

"Kalau ku bilang nggak, wih bapak ini nipu. Ku bilang iya, tega kali bapak ini. Memangnya cocok saya nampar anak kecil?" ujar Edy seusai silaturahim dengan awak media di Aula Bina Graha Pemprov Sumut, Selasa (25/9/2018).

Dia mengatakan, banyak yang melihat peristiwa tersebut, sehingga bisa menyimpulkan sendiri apakah memang benar dirinya menampar.

"Ya gak lah..." katanya meyakinkan.

Baca juga: Viral, Video Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tampar Suporter PSMS Medan

Di tempat terpisah, Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja juga membantah adanya insiden penamparan tersebut.

"Tidak ada penamparan, Pak Edy saat itu menyuruh pinggir, apa karena tangannya menyuruh pinggir begitu namanya penamparan?" ucap pria yang biasa dipanggil King itu.

Menurut King, saat itu Edy mengajak para suporter menepi dan tidak menyalakan flare. Dia lalu memborong makanan dan minuman lalu memberikannya kepada anak-anak tersebut.

"Dia borong semua jualan pedagang di situ. Jadi kita heran, kok ada yang mengedit-edit video itu," ucapnya.

Saat ini pihaknya sedang mencari pelaku pengeditan video yang menghebohkan itu. King menduga, penyebaran video dilakukan orang-orang yang tak senang dengan Edy Rahmayadi.

"Yang viral itu yang diedit. Lucu kadang-kadang, kita lagi cari orang yang mengedit dan memviralkannya, orang yang ingin menjatuhkan Pak Edy," imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Harap 17 Atlet Disabilitas Bisa Banggakan Sumut di Asian Para Games

Ditanya apa yang akan dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang, King berharap, para suporter tidak anarkis, menyalakan flare yang jelas bertentangan dengan aturan liga.

Dia mengimbau seluruh penonton sepakbola baik di Medan dan seluruh Indonesia agar tertib.

"Kan, kasian kita lihat video anak-anak yang diinjak-injak, dipukuli pakai balok, itukan bukan manusia lagi namanya. Ada unsur apa di situ?" tanya dia.

Di Medan, kelompok suporter muda yang diistilahkan dengan 'anak-anak pecahan botol' ini, bagi King, memang kelompok yang mudah tersulut emosi dan ikut-ikutan.

"Gak ngertinya orang ini, tapi ikut-ikut, terakhir teraniaya. Gak bolehlah seperti itu, kita manusia beragama dalam sepakbola, kok kaya gitu," pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com