Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibarat Petani, Lahan Kartunis Cetak Semakin Sempit...

Kompas.com - 24/09/2018, 08:37 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Seratusan kartunis dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Bumayasasta Art Galery Desa Wanurejo, sekitar 1 kilometer dari Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 22-23 September 2018.

Mereka menggelar pertemuan sekaligus memamerkan karya-karya mereka dalam even tahunan bertajuk Borobudur Cartoonist Forum (BCF) 2 tahun 2018. Puluhan kartunis dari luar negeri juga terlibat dalam kegiatan ini.

"Ada 170 karya kartun yang dipamerkan di BCF 2 tahun ini. Sebanyak 90 kartun karya kartunis Indonesia dan sisanya dari negera lain, seperti Uni Soviet, Usbekisten, Eropa, Vietnam, Cina, Mesir dan lainnya," jelas Lukas Luwarso, Ketua Panitia BCF 2, Sabtu (22/9/2018).

Lukas menjelaskan, BCF 2 ini merupakan tahun kedua setelah sebelumnya tahun 2017 digelar di Pondok Tinggal Borobudur.

Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan para kartunis, tidak hanya untuk pameran, akan tetapi juga berdiskusi soal tantangan terkini yang dihadapi kartunis.

Salah satunya, tentang digitalisasi yang sudah merambah dunia seni kartun. Menurut Lukas, tidak dipungkiri lagi, era teknologi saat ini semakin menggerus kartun media cetak. Kartunis harus bisa menyesuaikan dan memanfaatkan teknologi visual yang kini berkembang pesat.

"Era kartunis media cetak saat ini sudah lewat bahkan mungkin punah. Tidak banyak koran atau majalah yang menyediakan ruang," ujar Lukas.

Baca juga: Gambarkan Netanyahu sebagai Seekor Babi, Kartunis Ini Dipecat

Dengan kondisi yang demikian, maka tema BCF ke-2 kali ini adalah "Abad Visual", dimana para kartunis era kini harus lebih melek digital. Para kartunis diarahkan bagaimana kartun menjadi teknologi animasi dan semacamnya.

"Media cetak bagi kartunis, ibarat petani yang lahannya semakin sempit karena digusur industri. Namun, tetap harus ada inovasi yang kreatif. Kendati sawahnya berkurang, tetap ada medium yang jauh lebih luas yakni media digital, dunia internet yang tidak terbatas dan tidak akan mati," paparnya.

Pada kesempatan ini, budayawan Eros Djarot mengemukakan bahwa memang sudah saatnya kartunis Indonesia merubah paradigma, dari dua dimensi menjadi 3 atau 4 dimensi.

"Teman-teman kartunis harus sudah mulai memposisikan dirinya itu siapa. Saya sudah tidak percaya lagi dengan anggapan seniman itu boleh "sakkarepe dewe" (semau sendiri), nggak perlu disiplin. Justru sekarang yang paling penting seniman menjadi PR bagi dirinya sendiri," tegasnya.

Adapun rangkaian kegiatan BCF ke-2 antara lain diskusi tentang kartun dan strategi kebudayaan, serta kartun dan industri animasi. Di sini, para kartunis akan berbagi pengalaman dengan para pakar yang kompeten, seperti budayawan sekaligus sutradara, komposer dan pemilik media, Eros Djarot.

Kemudian, lomba kartun on the spot, dimana para kartunis dibawa ke rumah kamera (Camera House) yang ada di sekitar candi Borobudur. Peserta diminta menggambar kartun tentang pemilihan presiden, Borobudur, menuju Indonesia makmur.

Kompas TV Gambar Langka Tokoh Tintin akan Dilelang di Paris


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com