Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zulfakriza Z
Peneliti/Dosen

Dosen Teknik Geofisika, FTTM - ITB | Peneliti pada  Kelompok Keahlian Geofisika Global - FTTM - ITB | Pengurus/Anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Melihat Kembali Gempa Lombok 2018 dan Sejarah Kegempaannya

Kompas.com - 23/09/2018, 11:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Tektonik dan sejarah kegempaan di Lombok

Kawasan Bali dan Nusa Tenggara memiliki tatanan tektonik yang rumit dan aktif. Keberadaan zona subduksi di bagian selatan yang merupakan zona tumbukan antara Lempeng Kerak Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Benua Eurasia. Salah satu implikasi dari adanya aktivitas tumbukan pada zona ini adalah terjadinya gempa bumi.

Sedangkan di bagian utara Bali dan Nusa Tenggara, kondisi tektoniknya dipengaruhi oleh adanya aktivitas pada busur belakang Flores yang terbagi dalam dua segmen. Berdasarkan buku Peta Bahaya Gempa Indonesia 2017, kedua segmen tersebut adalah Segmen Bali dan Segmen Lombok Sumbawa.

Selain dua segmen tersebut, sisi timur dan barat Lombok diimpit oleh beberapa segmen struktur tektonik. Di barat Lombok terdapat dua segmen, yaitu Lombok North dan Lombok Central. Sedangkan di bagian timur Lombok terdapat tiga segmen, yaitu Sumbawa North, Sumbawa Central dan Sumbawa South.

McCaffrey & Nabelek memaparkan tentang dinamika tektonik dan sejarah kegempaan di Bali dan Nusa Tenggara dalam makalah berjudul Earthquake, Gravity, and The Origin of The Bali Basin: An Example of a Nascent Continental Fold-and-Thrust Belt. Makalah tersebut dipublikasikan pada Journal of Geophysical Research pada tahun 1987.

Berdasarkan makalah ini, setidaknya ada tujuh kejadian gempa sejak 1963 di Bali dan Lombok dengan magnitudo yang relatif besar. Ketujuh gempa itu adalah gempa pada 18 Mei 1963, 22 Mei 1963, 2 gempa pada 14 Juli 1976, 30 Mei 1979, 20 Oktober 1979, dan 17 Desember 1979 (Gambar 2).

Zulfakriza Sebaran gempabumi pada tahun 1963, 1976 dan 1979 yang terjadi di Bali dan Lombok.

Gambar 2. Sebaran gempa bumi pada tahun 1963, 1976 dan 1979 yang terjadi di Bali dan Lombok.

Pada gambar 2 di atas, terlihat bahwa secara posisi, gempa-gempa terjadi berada di bagian barat Lombok dan utara Bali. Sedangkan untuk Lombok bagian utara cederung tidak gempa dengan magnitudo yang signifikan.

Secara pola mekanisme kejadian gempa, gempa yang terjadi pada 2018 hampir sama dengan gempa yang terjadi pada 1963, 1976, dan 1979. Mekanismenya adalah sesar naik.

Hal ini memberi pemahaman bahwa gempa-gempa tersebut dipicu oleh aktivitas sesar naik yang ada di utara Bali dan Lombok.

Gempa Lombok 2018 posisinya berbeda dengan gempa 1963, 1976 dan 1979. Dan tidak tertutup kemungkinan kejadian gempa pada 1963, 1976, dan 1979 akan berulang kembali.

Tentu kita tidak berharap kejadian gempa tahun 1963, 1976 dan 1979 kembali berulang. Akan tetapi kita perlu memahami bahwa gempa memiliki pola yang berulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com