Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Napi Teroris di Nusakambangan Dehidrasi, 1 Meninggal Dunia

Kompas.com - 22/09/2018, 16:36 WIB
Iqbal Fahmi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Dua narapidana kasus terorisme yang menjalani masa hukuman di Pulau Nusakambangan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (21/9/2018).

Kedua napiter itu adalah WT alias Abu Fakih (34) kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung dan WN alias Hamam (24) kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Koordinator Kepala Lapas se-Nusakambangan Hendra Eka Putranto mengatakan, WT yang menjalani masa hukuman di Lapas Klas II A Besi itu mengalami sesak nafas sekitar pukul 12.30.

Baca juga: Napi Teroris dan Koruptor di Lapas Jombang Tak Dapat Remisi

Petugas kemudian memberikan tindakan pertama dengan membawa WT ke dokter Lapas Besi.

“Namun kondisi WT memburuk hingga akhirnya sekitar pukul 17.20, yang bersangkutan kami rujuk ke IGD RSUD Cilacap,” kata Hendra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/9/2018) 

Pada hari yang sama, WN yang menjalani masa hukuman di Lapas Klas I A Besi mengalami sakit perut disertai muntah-muntah.

Baca juga: Seorang Napi Teroris Nusakambangan Meninggal Dunia

Ia sempat mendapatkan penanganan dari dokter Lapas Besi.

Kemudian sekitar pukul 17.10, WN akhirnya dirujuk ke RSUD Cilacap karena tidak ada progres signifikan.

Hendra mengatakan, dari hasil diagnosa dokter, WT mengalami dehidrasi.

Kondisinya sudah semakin membaik, meskipun masih harus menjalani rawat inap di RSUD Cilacap.

Baca juga: Terduga Pemilik Bom di Pasuruan adalah Mantan Napi Teroris

Sementara WN mengalami dehidrasi parah dan usus buntu pecah.

Pada Jumat pukul 19.20, WN dinyatakan meninggal dunia dan masih proses pemulangan ke rumah duka di Solo, Jawa Tengah.

"Semua proses dari mulai pemindahan, penyeberangan, hingga pengamanan di rumah sakit dibantu Densus 88 antiteror," ujar Hendra. 

Baca juga: Berita Populer: Kisah Napi Teroris yang Gagal Ledakkan Bom dan Menteri Susi yang Dipuji di Luar Negeri

Ia mengatakan, kedua napiter tersebut sering tidak makan makanan yang disediakan petugas lapas.

Hal inilah yang menyebabkan menurunnya kondisi fisik kedua napiter tersebut.

"Keduanya ini pilih-pilih makan, sering tidak cocok dengan menu yang diberikan petugas," katanya. 

Baca juga: Kisah Seorang Napi Teroris yang Gagal Ledakkan Bom karena Wanita Berjilbab

Adapun anggaran yang dialokasikan negara untuk keperluan konsumsi seluruh napi di Nusakambangan adalah Rp 14.000 tiap napi.

Semua menu yang dimasak telah dihitung dengan cermat menyesuaikan kebutuhan kalori para napi.

"Semua napi mendapat jatah yang sama, tidak ada yang dibedakan. Kami menjamin ransum untuk napi higienis dan pastinya halal. Kami juga memfasilitasi napi yang ingin melakukan sahur untuk berpuasa," ujar Hendra. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com