Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Guru Achmad Fahmi Kini Menjadi Wali Kota Sukabumi

Kompas.com - 22/09/2018, 05:30 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sebelum akhirnya terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PKS, Wali Kota Sukabumi periode 2018-2023, Achmad Fahmi mempunyai latar belakang sebagai guru dan kepala sekolah.

Lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 1997 ini sempat menjadi tenaga pendidik pada SMK Plus Bina Teknik di Jalan Palabuhan Dua, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.

Kedekatan dengan para pelajar yang berlangsung selama bertahun-tahun, menjadikan sebuah kekuatan untuk memberikan perhatian serius bagi kaum generasi penerus bangsa.

Seperti halnya tertuang dalam visi dan misinya, pria kelahiran Jakarta, 4 Mei 1974, ini mengangkat salah satu isu yang masih menjadi perhatiannya, yaitu kenakalan remaja sekolah dan tawuran pelajar.

Baca juga: Wali Kota Sukabumi Bongkar Rahasia Program 100 Hari Kerjanya

Terlebih lagi suami dari Fitri Hayati ini sebelumnya menjabat wakil wali Kota Sukabumi periode 2013-2018, tentunya memahami betul permasalahan kenakalan remaja hingga tawuran pelajar yang kerap terjadi di kota moci.

''Sampai saat ini kan belum bisa dihilangkan seratus persen terkait kenakalan remaja sekolah ini,'' kata Fahmi kepada Kompas.com di gedung DPRD Kota Sukabumi, Jumat (21/9/2018) petang.

Di gedung DPRD Kota Sukabumi ini, Achmad Fahmi hadir dalam agenda rapat paripurna penyampaian visi dan misi wali kota Sukabumi periode 2018-2023.

Makanya, lanjut dia, pada kepemimpinannya saat ini isu kenakalan remaja sekolah kembali menjadi perhatian yang harus mendapatkan jalan keluar atau solusi.

''Kami akan coba intervensi dengan student camp. Di mana nanti para pelajar yang masih nakal akan diakukan terapi-terapi khusus. Insya Allah akan bekerjasama dengan Pemprop Jabar,'' ujar Fahmi yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Sukabumi selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2013.

Sebelumnya, lanjut dia, untuk mengatasi dan meminimalisasi kenakalan remaja sekolah dan tawuran pelajar sempat digulirkan sebuah program ospek bersama. Ospek bersama itu diikuti seluruh siswa baru dari semua sekolah.

''Hasilnya alhamdulillah. Kalau lihat grafiknya memang cenderung menurun, meskipun memang belum bisa hilang sampai seratus persen,'' ujar mantan wakil ketua DPRD periode 2019-2013.

''Ospek bersama ini menunjukkan salah satu cara yang cukup efektif untuk menurunkan kenalakan pelajar dan pada student camp ada beberapa cara lagi yang akan dilakukan,'' sambung ayah dari tiga anak itu.

Baca juga: Wali Kota Sukabumi Terpilih Masih Rahasiakan Program 100 Hari Kerja Pertama

Menurut mantan karyawan Sharp Company ini, kenakalan remaja sekolah hingga tawuran pelajar tidak terlepas dari permasalahan keluarga. Makanya ada misi yang berhubungan dengan ketahanan keluarga.

''Karena kita memahami betul permasalahan di luar itu bersumber dari keluarga, makanya kami menguatkan ketahanan keluarga sebagai basic untuk penyelesaian berbagai persoalan,'' pungkas pria berkacamata ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com