Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepeda dalam Politik Ridwan Kamil

Kompas.com - 18/09/2018, 08:42 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sepeda tampaknya sudah melekat dalam identitas Ridwan Kamil. Kebiasaan Kang Emil bersepeda jauh dilakukan sebelum terjun dunia politik.

Selama jadi orang nomor satu di Kota Bandung, sepeda berwarna biru berpelat 'Bandung 1 RK' selalu mengiringi aktivitasnya.

Maret 2016 lalu, pemilik firma arsitek Urbane itu sempat menulis kolom di Kompas.com berjudul "Flaneur dan Pelacur" yang mengulas soal betapa pentingnya peran sepeda dalam perjalanan politiknya sebagai Wali Kota Bandung.

Dalam tulisannya, ia menyebut konsep manusia metropolis ala Simmel menyatakan bahwa modernitas bisa diselami jika kita mencemplungkan diri ke dalam realita jalanan. Flaneur istilah penulis Perancis Baudlaire.

"Saya bersepeda hampir tiap hari. Dari rumah dinas ke balai kota. Juga bersepeda dari satu acara ke acara lainnya jika jaraknya tidak terlalu jauh. Jika situasi tidak memungkinkan, baru saya ganti dengan mobil dinas. Saya kadang bersepeda dengan baju safari. Kadang bersepeda dengan baju sporty. Kadang bersepeda dengan jas lengkap berdasi. Tergantung situasi. Udara Bandung yang relatif sejuk menjadikan cara berpakaian pun tidak menjadi terlalu masalah," tulis Emil.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta PNS yang Tak Penuhi Target Mengundurkan Diri

Masih dalam tulisannya, ia mengungkapkan sedikitnya lima alasan kenapa ia memilih menjadi pejabat daerah yang bersepeda.

"Pertama agar saya bisa selalu sehat dan bugar. Kedua saya sering melihat masalah langsung dengan mata kepala sendiri. Ketiga saya bisa berhenti dan menyapa warga yang terlewati. Keempat saya sering mendapat ide-ide solusi saat angin semilir mengiringi kejernihan pikir. Kelima saya harus konsisten menjadi contoh program bike to work kepada warga. Saya harus walk the talk," ungkapnya.

Bersepeda membawa dimensi lain dalam politik Emil. Dengan bersepeda, ia kerap memungut remahan masalah kota yang kerap luput dari sudut mata.

"Dengan bersepeda, saya bisa menyelinap menyelidiki hadirnya pelacur malam yang menjajakan diri di pinggir jalan. Sempat juga menangkap preman jalanan beberapa kali bersama ajudan. Dengan bersepeda saya bisa tahu proyek trotoar yang asal-asalan, sampai akhirnya kontraktornya kami berhentikan," kata Emil dalam tulisannya.

"Dengan bersepeda saya tahu di mana tumpukan sampah-sampah jalanan yang coba disembunyikan. Dengan bersepeda juga saya lebih berempati dengan ekonomi jalanan. Sering berhenti sesaat hanya untuk menyapa warga di jalanan. Menepuk pundak pemotor yang melewati garis zebra cross. Berdebat dengan preman omprengan yang tidak kapok-kapok melanggar aturan. Terkadang berbelok untuk istirahat minum di kios warung atau café yang terlewati," lanjut Emil.

Baca juga: Kenalkan Gaya Baru, Ridwan Kamil Minta ASN Jabar Ngabret

Kini, Emil menjabat sebagai gubernur Jabar. Namun, kebiasannya bersepeda tak ia tinggalkan. Sepeda kesayangannya pun akan ia istirahatkan dan dimuseumkan sebagai saksi perjalanannya mengurus Kota Bandung selama lima tahun.

Ia pun berencana mencari sepeda baru untuk menemaninya selama jadi gubernur Jabar.

"Saya belum rapat dengan biro umum saya dapat sepeda lagi apa enggak, ini masih sepeda jatah wali kota, sudah reyot mau saya pensiunkan di museum saya," ucap Emil, 7 September 2018 lalu.

"Nanti mungkin beli sepeda baru. Tapi da dekat dari Pakuan (rumah dinas) ke Gedung Sate, saya bisa jalan kaki, dan sepedaan biar sehat. Saya kan jaga jaga kebugaran begitu caranya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com