Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Anjloknya Harga Bawang Ricuh, Seorang Mahasiswa Diamankan

Kompas.com - 17/09/2018, 20:04 WIB
Syarifudin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Setelah berunjuk rasa di kantor DPRD, ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi menggelar demonstrasi terkait harga bawang merah di depan kantor Dinas Pertanian, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (17/9/2018).

Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa bersama petani itu berlangsung ricuh. Akibatnya, seorang mahasiswa diamankan polisi.

Sebelumnya, ratusan demonstran mendatangi Dinas Pertanian di Jalan Soekarno Hatta sekitar pukul 14.00 Wita.

Mereka mendesak pemerintah segera mengatasi anjloknya harga bawang merah yang saat ini berada di titik level terendah.

Baca juga: [HOAKS] Video Ricuh Unjuk Rasa Mahasiswa di Depan Gedung MK

Namun sebelum berorasi, aksi ratusan mahasiswa yang awalnya berjalan tertib, tiba-tiba berubah ricuh.

Kericuhan pertama kali terjadi setelah mereka melempari kantor Dinas Pertanian dengan batu.

Sejumlah personel kepolisian yang berjaga langsung mengeluarkan tembakan ke atas sambil berusaha membubarkan massa aksi.

Beruntung, kericuhan itu tidak meluas setelah dua pejabat perwakilan dari kantor dinas pertanian menemui para demonstran untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan mahasiswa.

Suasana kembali memanas saat beberapa mahasiswa berorasi bergantian di atas mobil Pikap. Kemudian salah seorang pengunjuk rasa yang berorasi, mencaci maki Kepolisian dengan kata-kata kotor dan kasar.

Tidak terima institusi kepolisian dilecehkan, beberapa aparat bersenjata lengkap berusaha menyerang massa aksi sambil mengeluarkan tembakan peringatan ke atas.

Beberapa pengunjuk rasa pun panik dan lari berhamburan. Aksi kejar-kejaran terjadi. Bahkan beberapa mahasiswa lari tunggang langgang dikejar petugas.

Baca juga: Polri Tangkap Empat Penyebar Video Hoaks Demo Mahasiswa di Gedung MK

Namun ketegangan antara mahasiswa dengan polisi tidak berlangsung lama. Aksi itu mereda setelah petugas menangkap seorang mahasiswa yang diduga melecehkan institusi kepolisian.

Oknum mahasiswa berinisial T tersebut langsung digiring ke Mapolres Bima Kota untuk diamankan.

Setelah bersitegang dengan pihak kepolisian, beberapa perwakilan massa akhirnya berdialog dengan pejabat yang mewakili, di ruang rapat Dinas Pertanian.

Dalam pertemuan itu, mahasiswa mendesak pemerintah segera membuat kesepakatan bersama untuk menetapkan standar harga bawang merah di Kabupaten Bima yang kini turun drastis.

"Pemerintah harus hadir untuk mengatasi penderitaan masyarakat. Saat ini harga bawang merah anjlok di bawah harga acuan. Karena itu kami mendesak pemerintah segera mengatur penetapan harga pembelian di tingkat petani," tutur Sahrul, perwakilan aksi.

Menurut mereka, harga bawang merah saat ini Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per kilogram. Sebelumnya, harga bawang merah di tingkat petani mencapai Rp 15.000-Rp 20.000 per kilogram.

"Harga bawang merah di tingkat petani itu tidak sebanding dengan harga obat-obatan pestisida yang terus melonjak. Anjloknya harga itu membuat petani sengsara," ungkapnya.

"Makanya kita hadir melakukan aksi. Tidak hanya persoalan bawang, kita juga menuntut pertanggungjawaban pemerintah terkait kelangkaan pupuk subsidi," pungkasnya.

Usai berdialog dengan pihak dinas, para demonstran melanjutkan aksi mereka ke Dinas Koperindag. Aksi tersebut mendapat pengawalan pihak kepolisian.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Bima Kota Kompol Kasman yang dikonfirmasi di lokasi kejadian membenarkan, salah seorang mahasiswa yang diduga melecekan institusi kepolisian telah diamankan ke Mapolres setempat

"Ya, benar. Yang bersangkutan diamankan karena telah melecehkan institusi kepolisian dengan kata-kata kotor," ungkap Kasman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com