Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

137 Warga Lombok Terjangkit Malaria, Tes Darah dan Bagi Kelambu Terus Dilakukan

Kompas.com - 16/09/2018, 13:58 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Jumlah pengungsi gempa di Lombok yang terjangkit malaria terus bertambah hingga Minggu (16/9/2018). Sebanyak 137 warga dinyatakan positif malaria.

Mereka tersebar di tiga kecamatan di Lombok Barat yakni Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Batu Layar dan Kecamatan Lingsar.

Data terakhir itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Rachman Sahnan Putra, di mana data jumlah pasien akan terus diperbaharui dari laporan tim yang turun ke lokasi permukiman dan pengungsian warga untuk melakukan tes darah atau Mes Blood Service (MBS).

Kepala Puskesmas Meninting, Rismayadi mengatakan, tim medis yang turun di Kecamatan Meninting, menelusuri sejumlah dusun endemik malaria, salah satunya Dusun Kekeran, Desa Batu Layar, Kecamatan Batu Layar.

Baca juga: Pasca-Gempa Lombok, Pemerintah Beri Kelambu Berinsektisida untuk Cegah Malaria

 

“Kita juga meminta bantuan tenaga dari puskesamas lain seperti Puskesmas Kuripan, mengingat harus 750 orang warga di wilayah Batu Layar yang harus menjalani tes darah atau MBS, itu harus terpenuhi karena ada yang positif di wilayah tersebut,” kata Rismayadi, kepada Kompas.com, Minggu.

Kompas.com mengikuti tim yang terjunkan melakukan upaya MBS, pemberian kelambu dan membersihkan lokasi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Tim tersebut terdiri dari perawat, bidan, analis dan sanitarian.

"Kami berjumlah 5 orang turun ke lokasi yang sulit terjangkau juga seperti di Dusun Kekeran ini," kata Farlin, petugas Puskesmas Meninting.

Mereka melewati medan yang sulit untuk mendatangi warga satu-persatu dan memeriksa darah mereka apakah terjangkit malaria atau tidak.

Dusun Kekeran termasuk dusun terdampak gempa, yang sebagian besar rumah warga hancur karena berada di wilayah perbukitan.

Rumah yang berkelompok-kelompok menyebabkan lokasi ini sulit terjangkau dengan medan yang hanya bisa dilalui sepeda motor.

Sebanyak 11 warga yang mereka temukan hingga Minggu ini positif malaria, sebagian besar anak-anak. Mereka terjangkit malaria palcifarum, vivac dan mix atau perpaduan antara palcifarum dan vivac.

"Lokasi mereka terpencar-pencar, membuat kita sedikit kesulitan, ada juga mereka yang tidak bersedia diperiksa darahnya, takut katanya. Kami menyasar ibu hamil dan bayi, karena mereka paling rentan,” kata Farlin.

Positif malaria dapat kelambu

Amaq Aniyah (60), warga Dusun Kekeran positif malaria setelah diperiksa darahnya oleh petugas puskesmas.

"Saya meriang, dada saya sesak tapi tidak terlalu dan pusing-pusing, saya masih kuat, tapi rasanya memang tidak enak badan saya,” kata Aniyah.

Baca juga: Lombok Barat Tetapkan Wabah Malaria Jadi KLB, Bayi dan Ibu Hamil Terjangkit

Aniyah tinggal sebatang kara setelah bercerai dengan istrinya. Kini ia tidur di berugak atau gazebo yang terbuka, karena rumahnya rusak akibat gempa.

Petugas langsung memasangkan kelambu untuk Aniyah setelah positif malaria.

“Ya syukurlah saya dapat kelambu, saya tidak terlalu sadar kalau nyamuk menggigit, musim hujan nanti pasti nyamuknya banyak,” kata dia.

Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid semakin yakin dirinya telah menetapkan kasus malaria sebagai KLB, dengan alasan kemanusiaan.

“Korban yang lebih penting diurus dengan serius, jadi memang harus berstatus KLB di wilayah Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat," kata Fauzan.

Fauzan mengatakan, bantuan kelambu sebanyak 3.000 buah diberikan berbagai kalangan dari 10.000 yang dibutuhkan.

"Bantuan kelambu itu dari berbagai kalangan, setelah kami menyatakan kasus malaria ini KLB,” kata Fauzan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com