Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlilit Tali, Pelajar Tulang Punggung Keluarga Itu Tewas di Laut

Kompas.com - 13/09/2018, 15:31 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Mashar Sahar (16), pelajar di SMK 2 Palopo, warga lorong Cimpu, Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur, Palopo, tewas di atas perahu saat mesin sedang beroperasi di tengah laut, Kamis (13/9/2018) siang.

Korban dan awak kapal nelayan dievakuasi oleh tim Basarnas dibantu BPBD kota Palopo ke dermaga Tanjung Ringgit, setelah mendapat informasi dari keluarga nelayan bahwa ada korban yang meninggal di tengah laut.

Setelah tiba di dermaga, korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading untuk diautopsi.

Marhana, orang tua korban, menangis histeris saat mengetahui anaknya meninggal akibat kecelakaan kerja di atas perahu nelayan.

Sementara anggota keluarga lainnya jatuh pingsan hingga harus digotong ke rumahnya.

Adik korban yang masih duduk di bangku SMP menangis histeris saat mendengar kabar abangnya meninggal dunia.

Baca juga: Dana Desa Berpotensi Dongkrak Perekonomian Nelayan Sumbawa

Kapolsek Wara, Kompol Arsyad Kaunga mengatakan, kecelakaan kerja di tengah laut hingga menimbulkan korban terjadi pukul 10.00 WITA. Korban berada di dekat mesin penggulung tali saat mesin itu mulai beroperasi hingga kakinya terlilit.

“Kaki korban terlilit tali jaring saat mesin penggulung tali beroperasi, sehingga menarik badan korban hingga terbanting dan menghantam dadanya,” kata Arsyad.

Arsyad mengatakan, polisi saat ini mengamankan pemilik kapal berinisial DL (50) serta awak kapal lainnya untuk menjalani pemeriksaan.

Lurah Pontap Anjar Yasin mengatakan, Mashar adalah pelajar yang ekonominya sangat minim. Ia terpaksa ikut nelayan melaut guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Dia tinggal bersama ibu dan adiknya di rumah kecil. Dia menggunakan separuh waktunya untuk melaut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena dia juga tulang punggung keluarga,” ujar Anjar.

Rahmi, salah seorang keluarga korban mengatakan,  Jumat (14/9/2018), Anhar akan berumur 17 tahun. 

“Ibunya berencana akan memberikan kue ulang tahun besok pada usianya yang ke-17 tahun, namun ternyata dia pergi meninggalkan kami,” ucap Rahmi.

Kompas TV Pembalakan liar diduga menjadi penyebab dan masih dalam penyelidikan Kepolisian setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com