BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan membantu PT KAI dalam upaya mereaktivasi sejumlah jalur kereta di Jabar.
Emil, begitu ia disapa, mengatakan, rencana itu telah dibahas dalam pertemuan bersama jajaran direksi PT KAI, Rabu (12/9/2018) kemarin.
"Kemarin saya menerima kunjungan dari direksi PT KAI kami sudah bersepakat akan menjadikan Jabar sebagai provinsi yang transportasi kereta apinya maksimal," ujar Emil di Gedung Sabuga, Bandung, Kamis (13/9/2018).
Dalam pertemuan itu, ada empat jalur yang rencananya akan diaktifkan kembali. Yakni, jalur Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.
"Yang dalam kesepakatan sementara ada empat jalur, Jakarta-Bandung-Pangandaran jadi nanti piknik ke Pangandaran cukup naik kereta tidak usah delapan jam muter-muter. Kemudian, reaktivasi Bandung-Ciwidey. Nah, ini ada rekayasa sosial karena jalurnya sudah banyak dihuni oleh mereka-mereka. Kemudian ada jalur ke Garut dan ada aktivasi ke Tanjungsari Sumedang lewat Jatinangor sehingga nanti mahasiswa bisa bolak-balik Bandung ke Sumedang," tutur Emil.
Baca juga: PT KAI Rilis Promo Tiket Kereta Api Cilacap-Banyuwangi, Ini Daftarnya
Pemprov Jabar rencananya akan melakukan nota kesepahaman terkait rencana tersebut. Emil pun siap ambil bagian dalam proyek tersebut, termasuk mencari dana.
"Nanti kami akan MoU. Pada tanggal 23 akan kami petakan. Kadang-kadang kami tanahnya, banyak lah tidak terlalu hitam putih. (Soal dana) pasti ada jalan keluar. Nanti saya lobi ke pusat karena ini tidak harus 100 persen uang KAI kan bisa pakai dana APBN," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, rencana reaktivasi membutuhkan dukungan dari Pemprov Jabar.
Khususnya, dalam hal penertiban warga yang tinggal di sekitar rel yang sudah bertahun- tahun tidak aktif. Adapun PT KAI akan fokus pada persiapan operasional.
"Dari empat (jalur) ini, kami akan evaluasi mana yang paling mungkin dilakukan secepatnya. Dari empat itu jalur mana yang lebih akomodatif membantu masyarakat, baik untuk mengangkut orang maupun barang, seperti misalnya hasil bumi,” jelas Edi.