Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pengecer Sulit Dikontrol, Elpiji 3 Kg Langka dan Harganya Terus Melambung

Kompas.com - 13/09/2018, 12:31 WIB
Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Harga elpiji 3 kg di Kabupaten Pamekasan terus merangkak naik. Saat ini, harga sudah mencapai Rp 22.000 per tabung di wilayah perkotaan. Sedangkan di pelosok kampung, sudah mencapai Rp 23.000 per tabung.

Selain harganya naik drastis, masyarakat yang membutuhkan, masih sering kebingungan karena barangnya menjadi langka.

Umi Maisarah, pemilik warung kopi di Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan menuturkan, sejak sebelum Lebaran Idul Adha kemarin, harga elpiji sudah naik.

Awalnya hanya Rp 18.000 per tabung. Namun semakin hari, harganya semakin meningkat. Bahkan hari Selasa kemarin, harganya sudah naik menjadi Rp 22.000 per tabung.

Baca juga: Ramadhan, Harga Elpiji 3 Kg di Pasangkayu Tembus Rp 30.000

"Saya bingung karena harga elpiji 3 kg terus naik. Padahal sebelumnya, harga tertinggi hanya sampai Rp 20.000 kalau dalam keadaan sulit," terang Umi Maisarah.

Husna, salah satu ibu rumah tangga di Desa Pakong, Kecamatan Pakong juga mengeluh soal kenaikan harga elpiji. Di tempatnya, harga sudah Rp 23.000 per tabung. Pengecer juga membatasi jumlah penjualan untuk konsumen.

"Saya mau beli dua buah Elpiji untuk dipakai kifayah tetangga yang meninggal. Tapi pengecernya hanya memberi satu," ujar Husna.

Kepala Sub Bagian Sumber Daya Alam Bagian Perekonomian Pemkab Pamekasan Moh Sadik saat dikonfirmasi, Kamis (13/9/2018) menjelaskan, pendistribusian elpiji 3 kg di Pamekasan sebetulnya tidak ada persoalan.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Elpiji 3 Kg di Pedalaman Nunukan Rp 50.000

 

Sebab suplai dari distributor ke agen, kemudian dari agen ke pangkalan lancar. Namun yang tidak terkontrol adalah di tingkat pengecer. Banyak pengecer yang menjual elpiji 3 kg dengan harga di luar ketentuan.

"Saya sudah pantau ke beberapa pangkalan. Mereka menjual eceran tertinggi Rp 17.000. Kalau ke pengecer, pangkalan menjual Rp 15.500," ungkap Moh Sadik.

Harga yang sulit dikontrol, ketika pengecer menjual ke kios-kios dan toko kelontongan. Pengakuan pemilik kios dan toko, mereka membeli ke pengecer Rp 16.000. Kios dan toko kemudian ada yang menjual Rp 18.000.

"Kami memang kesulitan mengontrol pengecer dan toko. Mereka menentukan harga seenaknya sendiri karena harga dari pengecer juga sudah tinggi," imbuhnya.

Untuk mengatasi kenaikan harga yang terus meroket, Pemkab Pamekasan sudah mengajukan tambahan kepada distributor sebesar 8.000 elpiji 3 kg selama tiga hari. Jadi, selama tiga hari akan ada 25.000 tabung elpiji 3 kg yang akan disebar oleh agen ke pangkalan.

"Kita lihat seperti apa perkembangannya kalau sudah tiga hari ada tambahan 25.000 tabung di dropping. Saya yakin harga kembali stabil," tegasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com