Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kisah Bocah Viral, Jadi Pelintas Batas Negara hingga Jadi Bandar Narkoba

Kompas.com - 13/09/2018, 08:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kegigihan Nursaka (8) untuk berangkat sekolah dari rumahnya di Tebedu, Malaysia ke sekolah yang ada di Entikong, Indonesia, mendapat apresiasi warganet.

Sementara itu, kisah Muhammad Fakrin (10) yang berusaha membujuk polisi agar tidak menilang dirinya dan melaporkan ke orangtuanya, akhirnya gagal. Kasus ini menjadi pergunjingan warganet.

Beda lagi dengan kisah RK (12) di Makassar. RK memilih untuk menyerahkan diri ke polisi setelah menjadi buron karena menjual barang haram, narkoba. 

Berikut kisah hidup bocah di Indonesia yang menjadi viral di media sosial.

1. RK (12) telah menjadi buron polisi selama satu bulan

Ilustrasi sabuShutterstock Ilustrasi sabu

Apapun alasannya, usia RK masih belia dan dirinya sudah memutuskan untuk menyerahkan diri ke polisi, setelah lama bergulat di dunia hitam narkoba. Faktanya, RK telah menjadi bandar narkoba seusia itu.

Jajaran Satuan Narkoba Polsekta Tallo mencium pergerakan RK menjual narkoba setelah menangkap salah satu rekan RK berinisial AR. AR diketahui juga masih remaja ingusan berusia 14 tahun.

Siswa SMP tersebut disuruh RK untuk menjual 2 paket sabu seharga Rp 200.000. Keduanya sepakat berbagi keuntungan, namun AR justru tertangkap polisi terlebih dahulu.

Menyadari buron masih duduk di SD, polisi Polsekta Tallo memilih untuk melakukan pendekatan kepada orangta RK. RK memang sempat bersembunyi di rumah kerabatnya, namun akhirnya bujukan polisi berhasil menyadarkan pihak keluarga.

“RK menyerahkan diri, setelah polisi melakukan pendekatan dan pemahaman kepada kedua orang tuanya. Setelah diperiksa oleh penyidik Polsekta Tallo, kini RK dititipkan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar,” katanya.

Fakta terbaru kasus RK yang telah dijadikan tersangka ini cukup mengejutkan. Salah satunya adalah RK menemukan dua paket sabu yang hendak dijualnya ditemukan di Posyandu dekat rumahnya.

Baca selengkapnya: Kisah Murid SD Bandar Narkoba, Sebulan Jadi Buronan Polisi

2. Nursaka 'Si Pelintas Batas Negara" yang menjadi viral

Nursaka Pelintas CIlik PLBN EntikongDok. Ditjen Imigrasi Nursaka Pelintas CIlik PLBN Entikong

Nursaka alias Saka adalah sosok siswa yang memiliki kegigihan untuk bersekolah. Rumahnya berada di Tebedu, Sarawak, Malaysia. Sekolahnya ada di Entikong, Indonesia.

Rasa nasionalisme Nursaka membuatnya tetap memilih bersekolah di Indonesia. Untuk itu, dirinya rela setiap pagi melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.

Nursaka pun akhirnya memiliki Pas Lintas Bantas (PLB), dokumen perjalanan yang dimiliki khusus oleh warga perbatasan.

Bukan PLB yang menjadi perbincangan warganet, tetapi kegigihan dirinya untuk bersekolah. Video yang diunggah oleh resmi Twitter milik Direktorat Jendral Imigrasi @Ditjen_Imigrasi dan @Kemdikbud_RI, segera menjadi viral.

Warganet banyak yang memberikan apresiasi kepada Nursaka. Selain itu, semangat Nursaka membuahkan beasiswa dari Bank BNI.

Pada hari Rabu (12/9/2018), Nursaka menerima beasiswa yang diserahkan oleh pihak BNI. Nursaka yang hadir bersama kedua orangtuanya pun merasa bahagia.

"Dari BNI memberikan apresiasi karena semangatnya," ujar Firmansyah, Perwakilan Bank BNI Cabang Balai Karangan.

Baca selengkapnya: Beasiswa untuk Nursaka, Bocah SD yang Setiap Hari Bolak-balik Indonesia-Malaysia demi Sekolah

3. Muhammad Fajrin (10) menjadi perbincangan karena cium tangan polisi saat ditilang

Dua bocah SD menangis sambil membujuk dan terus mencium tangan polisi agar ia dibebaskan dari tilang polisi.Screenshot Facebook Dua bocah SD menangis sambil membujuk dan terus mencium tangan polisi agar ia dibebaskan dari tilang polisi.

Muhammad Fajrin alias Fajar adalah siswa kelas V SD di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Namanya menjadi viral di media sosial ketika videonya mencium tangan polisi dan memohon untuk tidak ditilang terekam video.

Secara bergantian, para tetangga datang ke rumah Fajar untuk mendengar cerita langsung dari bocah ingusan tersebut.

Seperti diketahui, Fajar dan rekannya yang masih berseragam SD terjaring razia polisi di jalan Trans-Sulawesi tanpa memakai helm pada hari Selasa (4/9/2018) pekan lalu.

Dalam video itu, Fajar menangis sambil terus memeluk dan mencium tangan polisi agar ia dibebaskan dari tilang.

“Maaf Pak, tolong Pak bebaskan saya saya, minta maaf Pak, jangan panggil orangtua saya,” rengek bocah yang belakangan diketahui duduk di kelas IV SD ini. Fajar ketakutan karena motor yang ditilang adalah milik ayahnya.

Polisi tidak bergeming. Fajar pun dibawa pulang ke rumahnya di Jalan Brawijaya, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, dan diserahkan kepada orangtuanya.

Usai memberikan wejangan kepada Fajar dan orangtuanya terkait aturan lalu lintas, polisi menilang Fajar dan orangtuanya.

“Betul kejadiannya di Wonomulyo saat petugas tengah mengamankan jalannya tabligh Akbar Ustadz Somad, tiba-tiba ada bocah SD berboncengan tanpa memakai helm, ditahan petugas karena dinilai sangat ironi. Bocah belia kok dibiarkan orangtuanya berkendara di jalan raya,” kata Kasaltantas Polres Polewali Mandar, AKP Hartono.

Baca selengkapnya: Bocah SD yang Videonya Viral karena Menangis Saat Ditilang Jadi Tenar

Sumber (KOMPAS.com: Junaedi, Yohanes Kurnia Irawan, Hendra Cipto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com