Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pendaki yang Gagal ke Puncak Gunung Sumbing Karena Kebakaran

Kompas.com - 13/09/2018, 08:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Kebakaran hutan di Gunung Sumbing sejak tiga hari lalu mengakibatkan seluruh akses pendakian ditutup, baik jalur yang masuk wilayah Kabupaten Magelang maupun Temanggung.

Kebijakan ini diambil oleh pihak berwenang demi keamanan dan keselamatan para pendaki itu sendiri.

Seorang pendaki dari Tasikmalaya, Dani, memaklumi kebijakan tersebut meski dirinya terpaksa harus membatalkan pendakian sampai puncak.

"Sedih sih, karena dari Tasikmalaya udah 12 jam perjalanan, memang niat mau mendaki ke Sumbing," ungkap Dani, di basecamp Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Rabu (12/9/2018).

Baca juga: Warga Yakini Kebakaran di Gunung Sumbing karena Ulah Manusia

Dani datang bersama seorang temannya, Tommy. Keduanya tiba di basecamp Butuh, Minggu (9/9/2018). Saat itu kebakaran belum terjadi dan belum ada larangan pendakian.

"Kami naik belum ada larangan, terus ngecamp (menginap) di Pos 1, disitu kami sudah tidak boleh naik lagi karena ada kebakaran. Dari Pos 1 kebakarannya sudah kelihatan," ucapnya.

Mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya itu hanya diperbolehkan mendaki sampai Pos 2 yang berjarak sekitar 5-6 kilometer dengan puncak Sumbing. Mereka pun memutuskan kembali turun ke basecamp untuk menghindari hal-hal membahayakan.

Sementara itu, Koordinator Basecamp Butuh sekaligus Kepala Dusun Butuh Lilik Setiawan, mengungkapkan seluruh jalur pendakian ke puncak gunung Sumbing ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: 4 Fakta Kebakaran di Gunung Sumbing, Evakuasi Ratusan Pendaki hingga Kendala Pemadaman

Kebakaran yang terjadi sejak Senin (10/9/2018) malam itu sempat membuat panik karena ada ratusan pendaki yang sedang berada di puncak untuk menyambut tahun baru hijriah.

"Tercatat ada 232 orang pendaki yang mendaftar di basecamp Butuh. Namun saat dilakukan evakuasi bertambah jadi 414 orang. Kemungkinan banyak yang tidak melapor ke kami sebelumnya," jelasnya.

Diceritakan, seluruh pendaki tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, meski mereka sempat terjebak hampir 2 jam. Malam itu kawasan tersebut memang sedang ramai pendaki karena bertepatan dengan malam 1 Suro.

Selain mendaki puncak setinggi 3371 mdpl itu, sebagian mereka sengaja melakukan ritual di sebuah petilasan Kyai Makukuhan yang ada di daerah lereng Sumbing. Kyai Makukuhan konon adalah utusan Walisongo yang bertugas menyebarkan agama di lereng Sumbing.

Baca juga: Kebakaran Hutan di Gunung Sumbing Meluas hingga Magelang

"Setiap malam 1 Suro (1 Muharam) selalu ramai, mereka ada yang melakukan ritual tertentu, atau sekedar berdoa," paparnya.

Seperti diberitakan, kebakaram yang menghanguskan ratusan hektar lahan di lereng Gunung Sumbing wilayah Kabupaten Magelang merupakan rembetan dari kebakaran di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (11/9/2018).

Di wilayah Temanggung, kebakaran terjadi di petak 20 Resort Pemangku Hutan (RPH) Kecepit BPKH Temanggung, masuk daerah Gelapansari, Kecamatan Bulu.

Kemudian merembet ke Petak 2 Magelang atau Pos 4 pendakian Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Wilayah ini masuk daerah administratif Desa Butuh, Desa Mangli dan Desa Prampelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com