Hal ini segera ditindaklanjuti petugas Dinas Kesehatan dan aparat desa serta kepolisian berupaya untuk mencegah bertambahnya jumlah pasien malaria.
Salah satu upayanya dengan membagikan kelambu dan melakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk pembawa penyakit malaria.
“Ini kami langsung turun tangan, membantu proses fogging di tenda tenda warg. Meskipun tenda mereka telah diberi kelambu, fogging bisa langsung membunuh nyamuk malaria,” kata Kapolres Kota Mataram, AKBP Muhammad.
Dalam sebulan terakhir, ada 37 kasus malaria di Desa Bukit Tinggi
Baca Juga: 5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Pengungsi Terserang ISPA hingga Soal Dana Kemanusiaan
Kepala Desa Bukit Tinggi, Mashur, menyatakan kekhawatirannya terkait menyebarnya malaria.
“Begitu ada warga kami yang terjangkit malaria, kami langsung minta bantuan kelambu. Dan kami dapat satu karung, sisa dari Lombok Utara, satu karung itu berisi 35 kelambu, masih kurang karena kami.khawatir warga banyak yang terserang,” kata Mashur.
Dalam sebulan terakhir, ada 37 kasus malaria di Desa Bukit Tinggi. Petugas Dinas Kesehatan dan aparat terkait segera melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran malaria di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Air dan Sanitasi Lombok Utara Terpenuhi
Untuk membantu pemulihan trauma pasca gempa, TNI menerjunkan sejumlah tim psikologi ke Lombok, NTB.
Tim tersebut akan bekerja di tempat pengungsian Desa Balai Kuwu, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Koordinatot Tim Psikologi TNI Kogasgabpad, Mayor Kes Prasetyo, mengatakan, tim akan melakukan ceramah motivasi dan play games psikologi bagi anak-anak.
"Tim Psikologi TNI Kogasgabpad melakuakn sebuah terapi yaitu story telling, dimana anak-anak ini bisa meluapkan emosinya melalui permainan psikologi, mendengarkan cerita dan motivasi yang membuat mereka untuk bangkit," katanya, dilansir dari Antara.
Baca Juga: Terus Bertambah, Kerugian akibat Gempa Lombok Tembus Rp 10,15 T
Sumber (KOMPAS.com: Dani Prabowo, Fitri Rachmawati/ Antara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.