LAMPUNG TIMUR, KOMPAS.com - Dendangan musik dangdut sayup-sayup terdengar dari sebuah blok pasar di Desa Gunun Terang, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.
Langkah demi langkah terus mengayun, menghampiri sumber suara. Lirik lagu pun makin kentara. Tertangkap lirik lagu berbunyi...
Sementara kasih sayang yang ku berikan
Engkau anggap tuk membayar
Hutang cinta yang ku pinjam
Kalau belum lunas, mengapa tak menagih lagi
Haa..haaa..haaa..haa...
Kalau hanya untuk mengejar laki-laki lain
Buat apa sih, benang biru kau sulap menjadi kelambu
....
Ya, lagu itu didendangkan artis kawakan Meggi Z di era tahun 90-an. Lagu itu berjudul "Benang Biru".
Sumber suara dari sebuah kios pecah belah. Seorang perempuan berpotongan rambut pendek cepak ditemani lagu itu, nampak sibuk menyeka perabot dagangannya yang ditempeli debu dari jalanan.
Katami (48) pemilik kios pecah belah. Diketahui adalah seorang purna pekerja migran Indonesia (PMI) dari Lampung Timur. Lebih dari lima tahun ia menghabiskan waktunya untuk berniaga di pasar yang awalnya dirintis alumni PMI.
Baca juga: 4 Fakta Pasca Pelantikan Gubernur dan Wakilnya, Penurunan Kemiskinan hingga Ajak TKI Pulang
Blok tempat kios Katami berdiri, terlihat penuh terisi. Ada kios sepeda dan onderdilnya, kios furniture, kios pakaian,kios foto copy, dan pulsa.
Beberapa blok kios lainnya terlihat tak berpenghuni. Aktivitas jual beli pun terasa senyap tak bergairah pada siang itu.
“Ya beginilah kondisinya setiap hari, tapi ya ada saja yang membelinya,” kata Katami saat ditemui Kompas.com, sepekan lalu.
Meski terlihat sepi, Katami mengaku, usahanya hingga kini terus berjalan. Tak pelak setiap hari, dia meraup keuntungan tak kurang dari ratusan ribu rupiah.
"Memang tidak terlalu ramai mbak, tetapi setiap hari ada saja yang belanja. Dalam sehari, sepi-sepi begini lumayanlah, bisa meraup keuntungan Rp200 ribu-300 ribu rupiah per hari," lanjutnya.
Dia pun mengaku, telah memiliki lima kios di pasar tersebut. Beberapa digunakan untuk gudang, sisanya display dagangan.
Lima tahun ia merantau ke negeri orang, menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT). Gaji demi gaji per bulan dia kumpulkan, membuatnya mampu mengembangkan usaha pecah belah di pasar itu.
Ketika ditanya, lebih senang menjadi PMI atau pengusaha? Katami bersemangat menjawab, “Lebih enak jadi pengusaha, apalagi di kampung sendiri lebih tenang karena lebih dekat dengan keluarga,” tuturnya.
Dia pun lebih mantap untuk tidak lagi menjadi pekerja di luar negeri.