Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Gempa Susulan Bikin Warga Panik hingga PLN Merugi Rp 70 Miliar

Kompas.com - 12/09/2018, 11:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

General Manager PLN Wilayah NTB Rudi Purnomoloka menjelaskan, dari total 60.000 total jumlah rumah pelanggan PLN di Lombok, hampir 90 persennya hancur atau tidak ditempati lantaran warga masih mengalami trauma dan memilih untuk tinggal di luar rumah.

Baca selengkapnya: Akibat Gempa Lombok, PLN Rugi Rp 70 Miliar

 

4. Perbaikan rumah rusak tidak ditangani kontraktor

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengatakan, pembangunan rumah korban gempa dilakukan secara gotong royong dan tidak dilakukan oleh kontraktor.

"Masyarakat tidak menjadi penonton saja, tapi gotong royong sehingga bisa menyelesaikan lebih cepat daripada kontraktor," katanya, Senin (10/9/2018), dilansir dari Antara.

Basuki menambahkan, rehabilitasi dan rekkonstruksi rumah akan selesai dalam waktu enam bulan, sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2018.

Baca juga: Mendikbud Ajak Siswa dan Guru Korban Gempa Lombok Kembali Sekolah

 

5. Rumah tahan gempa siap dibangun

Pembangunan mushola Polsek Pemenang di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Pembangunan mushola ini menggunakan teknologi Risha.Kementerian PUPR Pembangunan mushola Polsek Pemenang di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Pembangunan mushola ini menggunakan teknologi Risha.

Pulau Lombok, NTB, merupakan wilayah rawan gempa. Untuk itu, idealnya rumah warga harus didesain tahan gempa dan tidak membahayakan warga.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan, pembangunan rumah dengan teknologi risha atau rumah instan sederhana sehat yang tahan gempa.

"Penerapan teknologi risha di 19 lokasi sudah selesai," kata Basuki dilansir dari Antara.

Basuki menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan, 400 insinyur muda telah dikerahkan untuk mendampingi warga.

 

Sumber: KOMPAS.com (Agie Permadi/Karnia Septia/Mutia Fauzia), Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com