Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Eko Terusir dari Rumahnya gara-gara Akses Jalan Tertutup Tetangga (1)

Kompas.com - 12/09/2018, 08:01 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - “Mencari keadilan”, kata-kata itu kerap didengungkan Eko Purnomo (37) saat mengobrol dengan Kompas.com di rumah kontrakannya di Cikoret, Pasangrahan, Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (11/9/2018) siang tadi.

Sudah tiga tahun Eko berjuang mengembalikan hak akses jalan keluar masuk menuju rumahnya yang bertempat di Kampung Sukagalih, Desa Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat.

Bagaimana tidak, jalan satu-satunya akses menuju rumahnya tersebut kini hilang lantaran tertutup rumah tetangganya. Rumah Eko dikepung.

Eko pun terpaksa harus meninggalkan rumahnya sejak tahun 2016 dan menyewa rumah kontrakan tak jauh dari kediamannya itu. Padahal, Eko sempat tinggal di rumah itu bersama istrinya sejak tahun 2008

“Iya saya kontrak di sini,” kata eko.

Eko kemudian menceritakan kisah rumahnya yang kini terkepung rumah tetangga.

Baca juga: 4 Fakta di Balik Kasus Eko Tak Punya Jalan ke Rumah

Tanah yang kini dibangun rumahnya itu dibeli orangtuanya sejak tahun 1982. Sedangkan sertifikat rumah didapatkannya pada tahun 1998.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 1999, Eko kemudian membangun sebuah rumah dengan lebar dan luas sekitar 76 meter persegi di tanah tersebut. Pembangunan pun berjalan lancar.

“Namun entah bagaimana pada tahun 2016 lalu kejadian ini mulai terjadi, rumah saya mulai terjepit karena ada pembangunan rumah lainnya yang menutup akses jalan, rumah saya terkepung,” tuturnya.

Menurut Eko, sebelumnya rumahnya masih memiliki akses jalan yang luas. Namun kondisi itu kini berubah setelah ada warga yang membeli tanah tepat di depan dan samping kiri rumahnya. Tanah kosong itu pun akhirnya dibangun rumah dan menutup akses jalan menuju rumah Eko.

“Rumah di belakang, samping kanan saya itu memang sudah ada sejak dulu, tapi anehnya bangunan yang depan dan kiri ini dibeli orang dan dibangun bersamaan. Dibangunnya kalau tidak salah pada awal tahun 2016,” ujarnya.

Memang, lanjutnya, sebelum ada pembangunan, ketua RT setempat sempat mendatangi rumahnya dan menginformasikan bahwa jalan akses menuju rumahnya tersebut bakal tertutup.

Bahkan sempat ada pertemuan antara pihak terkait untuk mencari solusi persoalan itu, namun berakhir tanpa solusi alias deadlock.

Bahkan Eko pun sempat menawar beberapa meter lahan milik tetangga yang akan membangun rumah di depan dan samping kiri rumahnya itu untuk kepentingan akses jalan keluar masuk.

Saat itu Eko menawar dengan harga Rp 10 juta untuk membeli lahan sepanjang 21 meter dengan lebar setengah meter. Namun penawaran ditolak karena pemilik lahan menilai harga tersebut kurang cocok.

“Kalau dihitung dengan sertifikat dari dia dibebankan ke saya, kalau dihitung ya ada lah habis 167 juta,” katanya.

Baca juga: Eko Terpaksa Tinggalkan Rumah akibat Akses Jalan Tertutup Rumah Tetangga

Akhirnya, Eko pun menjual rumah miliknya dan menawarkannya kepada tetangganya yang berada di depan dan samping kiri rumahnya itu. Namun harga yang mereka tawarkan tidak cocok. Upaya mencari solusi pun akhirnya mentok sampai situ.

“Dengan berat hati akhirnya saya dan adik saya mempersilakan pembangunan itu,” katanya.

Kompas TV Warga perumahan griya Rajawali Bintaro 1, Ciputat, Tangerang Selatan punya cara unik atasi fenomena anak-anak kecanduan gadget.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com