Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Lawu Ditutup, Ritual Suro Tetap dapat Dilakukan

Kompas.com - 10/09/2018, 19:01 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada musim kemarau, kebakaran lahan hutan rentan terjadi di Indonesia. Kali ini, bencana melanda Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, yakni di Kabupaten Karanganyar dan Magetan.

Akibat hal ini, jalur pendakian pun resmi ditutup hari ini (10/9/2018).

Informasi ini disampaikan oleh salah satu anggota Anak Gunung Lawu (AGL), Budi, kepada Kompas.com, Senin (10/9/2018) sore.

"Pendakian ke puncak Lawu per hari ini (10/9/2018) resmi ditutup dan belum diketahui akan diberlakukan sampai kapan, karena kebakaran yang masih terjadi di beberapa titik," kata Budi.

Menurut Budi, hal itu perlu dimaklumi demi keselamatan para calon pendaki dari risiko yang bisa saja terjadi di atas.

"Masih ada titik api di area Jogorogo sama Jalur Cetho," ucap Budi.

Sejumlah calon pendaki dari dalam dan luar kota yang sudah datang ke Lawu, terpaksa harus mengurungkan niatnya mencapai puncak.

Padahal, malam nanti menjadi puncak ritual perayaan Tahun Baru Jawa yang dikenal dengan istilah Malam Satu Suro. Gunung Lawu merupakan tempat penting bagi sebagian orang untuk menunaikan ritual ini.

"Ya ada yang gelo (kecewa), tapi bagaimana lagi, semua ini demi keamanan bersama sehingga harus dimaklumi," ujar Budi.

Baca juga: Hutan di Lereng Terbakar, Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup

Meskipun tidak bisa didaki hingga ke puncak, para pengunjung bisa tetap menikmati Lawu di area-area tertentu yang masih diperbolehkan.

"Pengunjung bisa berkemah di area sekitar aula atau tetap menjalankan ritual Suro-nan (peringatan malam Suro) di titik-titik tertentu, misalnya Pringgondani," ujar Budi.

Budi menjelaskan, ritual peringatan malam 1 Suro di Gunung Lawu tidak hanya bisa dilakukan di Puncak Hargo Dalem, namun juga di titik-titik lain.

"Tapi kan ambisi orang berbeda-beda, ada yang merasa belum puas jika belum mencapai puncak, padahal kan suronan ya bisa di titik yang lain, misalnya di area lereng gunung bagian bawah, enggak cuma di puncak," tutur Budi.

Ratusan hektar lahan terbakar di gunung setinggi 3.118 meter ini semenjak Agustus lalu.

Api yang membakar tumpukan dahan dan rumput kering di lapisan atas tanah belum sepenuhnya dapat diatasi karena hembusan angin yang kencang dapat menghidupkan kembali bara api yang belum sepenuhnya padam.

Proses pemadaman api di hutan gunung menggunakan cara manual, yakni dengan menyabetkan ilalang basah ke area titik api. Hal itu dikarenakan lokasi kebakaran yang tidak terjangkau oleh sumber air.

Kompas TV Kebakaran lahan di Hutan Lereng Gunung Lawu di Ngawi Jawa Timur, terus meluas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com