Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Geologi: Tanah Ambles di Sukabumi akibat Terowongan Air Alami

Kompas.com - 10/09/2018, 16:12 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Fungsional Perekayasa Utama Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Rustam menyebut terowongan air yang menyebabkan tanah ambles di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, merupakan terowongan yang terbentuk secara alami.

"Terowongan ini proses geologi, menurut saya ini dibuat secara alami oleh gerusan air bertahun-tahun," ujarnya.

Meski berdasarkan informasi yang didapatkan dari masyarakat, Kata Rustam, terowongan tersebut merupakan lubang buatan.

Namun, apabila dilihat dari fungsi yang ada, Rustam melihat terowongan itu tidak memiliki konstruksi penyangga atau penguat di atasnya.

Baca juga: Penjelasan Ahli Geologi soal Tanah Ambles di Sukabumi

 

Jadi, kecil kemungkinan terowongan tersebut dibuat di zaman Belanda (penjajahan) karena, menurutnya, bangunan di zaman itu selalu dibalut dengan penyangga yang menguatkan konstruksi.

"Kalau buatan pasti ada konstruksinya, tapi ini tidak ada. Terowongan ini juga berada di tanah lunak. Jadi saya cenderung (menyimpulkan) terowongan ini proses geologi yang terbentuk secara alami," ujarnya.

Dikatakan, tanah ambles itu terjadi lantaran terowongan di bawah tanah basah tersebut tergerus oleh aliran Sungai Cigalunggung.

"Ini tanahnya lunak, lama-kelamaan rongga di bawah tergerus dan tidak bisa menahan tanah di atasnya sehingga ambles," ujarnya.

Baca juga: Tanah yang Ambles di Sukabumi Berkarakter Lapuk

Seperti diketahui, lokasi titik amblesan terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air. Terowongan tersebut berukuran panjang kurang lebih 50 meter dengan tinggi mulut terowongan 3,2 meter, lebar 2,5 meter, melintas dari arah barat laut menuju tenggara, yaitu Sungai Cigalunggung.

Adapun kedalaman pada ujung barat laut yakni tempatnya masuk air sedalam 6 meter, sedang kedalaman pada ujung tenggara atau tempat keluarnya air kurang lebih 10 meter di bawah permukaan tanah.

Diberitakan sebelumnya, tanah ambles ini terjadi pada Kamis (6/9/2018) sekira pukul 11.30 WIB di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, tepatnya pada koordinat 106 derajat 54' 53, 34" BT, 6 derajat 52' 25, 66" L.

Amblesan tanah terjadi pada lahan sawah atau lahan basah. Lubang amblesan itu berbentuk oval dengan dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, dengan kedalaman 6 meter.

Baca juga: Tanah Ambles Berbentuk Lubang Bulat di Sukabumi Hebohkan Warga

 

Adapun elevasi permukaan tanah lokasi amblesan sendiri berada di 774,3 mdpl dengan kemiringan lereng sekitar 15 persen.

Berdasarkan peta geologi regional lembar, lokasi amblesan berada pada formasi batuan gunung Api Gede yang tersusun dari litologi breksi tufan dan lahar, andesit dengan oligoklas-andesin, piroksin dan banyak sekali hornblende, teksturnya seperti trakhit, umumnya lapuk sekali.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan di lapangan kejadian pada tanah lapukan batuan gunung api berupa pasir tufaan, dengan karakteristik tanah lapuk berwarna kuning kecoklatan, kurang padu, agak gembur karena penggunaan lahan di atasnya berupa sawah, maka tanah tersebut jenuh air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com