Jika selama ini madu dikenal dengan rasanya yang manis, maka di Bangka kita bisa menemukan madu pahit hutan pelawan.
Madu pahit merupakan madu langka yang masa panennya membutuhkan tingkat kejelian yang tinggi.
Pasalnya, madu pahit hanya dihasilkan dari bunga pohon pelawan yang masa berseminya pada waktu tertentu saja.
Kepala Desa Pelangas, Welly Wahyudi mengatakan, rasa madu kerap dipengaruhi jenis bunga yang dihinggapi lebah.
"Daerah ini hutan pelawannnya sangat luas, jadi bisa menghasilkan madu pahit pelawan. Untuk memanen biasanya ada pawang yang sudah berpengalaman," beber Welly.
Dia mengungkapkan, madu pahit hutan pelawan harganya bisa mencapai 3 kali lipat dari harga madu manis. Masa panen yang terbatas membuat madu ini sulit didapatkan.
"Saat bunga pohon pelawan mekar, biasanya madu pahit akan ada. Jangan sampai tercampur dengan musim bunga pohon yang lain, rasanya berubah," paparnya.
Baca juga: Berkah Labu Madu, Pekarangan Kosong Pun Kini Semanis Madu
Tercatat saat ini luas hutan lindung dalam pengawasan KPHP Rambat Menduyung mencapai 12.035 hektar dan 42.459 hektar hutan produksi.
Masyarakat diberi ruang untuk budidaya madu maupun tanaman tumpang sari seperti serai wangi dan kunyit tanpa mengubah bentang alamnya (morfologi).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.