Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lengkap Kasus Bus Lemhannas Masuk Jurang di Sukabumi

Kompas.com - 10/09/2018, 08:32 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sebuah mikrobus yang mengangkut 18 orang guru dari Jakarta masuk jurang di Tanjakan Cisarakan, Jalan Cibadak-Cikidang-Palabuhanratu, Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (7/9/2018) sekitar pukul 23:00 WIB.

Lokasi kejadian ini bertempat di kawasan hutan lindung hanya sekitar 4 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu.

Kondisi jalan sepanjang 1 kilometer menurun dengan berkelok-kelok. Di sisi kanan tebing dan kiri jurang dengan dasar Sungai Cisarakan.

Akibat kecelakaan lalu lintas tunggal mikrobus milik Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) berplat nomor 1010- 00 itu, satu penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, dan 7 mengalami luka sedang dan 12 luka ringan.

Seluruh penumpang termasuk sopir dan kernet dievakuasi dari tempat kejadian perkara hingga Sabtu (8/9/2018) sekitar puku 02.00 WIB ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu

Penumpang yang meninggal dunia bernama Saepulbahri (37), guru SDN yang beralamat di Kampung Kalideres, RT 08 RW 01 Kelurahan/Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga: Gubernur Lemhannas: Sopir Tak Izin Atasan Saat Sewakan Bus yang Masuk Jurang

Mikrobus yang dikendarai Usup Supriyadi terjun ke jurang hingga dasar Sungai Cisarakan dengan kedalaman sekitar 50 meter. Kendaraan datang dari arah Cibadak menuju ibu kota Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu, melintasi jalan menurun yang berkelok-kelok.

"Kejadiannya tadi malam. Mikrobus ini datang dari arah Cikidang menuju Palabuhanratu dan mengalami kecelakaan tunggal di lokasi," ungkap Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Sabtu (8/9/2018).

Dia menjelaskan, sesampainya di tempat kejadian perkara, sewaktu melewati jalan menurun dan berkelok-kelok diduga sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya karena kurang menguasai medan jalan.

"Sehingga out of control atau lepas kendali ke kiri jalan dan terperosok ke dasar jurang," jelas dia.

Untuk memastikan penyebabnya, lanjut dia, pihaknya masih menyelidiki parkaranya dan juga akan mendatangkan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Ditlantas Polda Jawa Barat.

Dokter jaga IGD RSUD Palabuhanratu, dr Radithya Nugraha menjelaskan, pihaknya menerima pasien korban bus masuk jurang sebanyak 20 orang. Satu di antaranya meninggal dunia dan langsung dibawa ke Instalasi Pemulasaraan Janazah.

''Di IGD yang kami tangani ada tujuh mengalami luka sedang, dengan cedera mayoritas pada kepala, dada. Mereka akan dirujuk ke Jakarta. Sedangkan 12 orang hanya mengalami luka ringan bisa dipulangkan,'' jelas Radithya kepada Kompas.com di rumah sakit.

Baca juga: 5 Berita Terpopuler Nusantara, Dosen Pungli hingga Vespa Tank yang Mendunia

Salah seorang penumpang, Harmiyati (54) menuturkan, sebelum peristiwa bus masuk jurang terjadi, laju mikrobus yang ditumpanginya sudah mulai oleng. Bahkan tidak lama kemudian lajunya kencang.

''Saya sempat tanya ke pak sopirnya, dijawab remnya blong,'' tutur wakil kepala SD yang mengalami cedera pada bagian kepala.

Kompas TV Berdasarkan data yang dimiliki Jasa Raharja jumlah penerima santunan sebanyak 37 orang dengan santunan yang mencapai Rp 1 milyar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com