Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Mencuri, Siswa SPN Dirgantara Diduga Dihajar Saat Ditangkap

Kompas.com - 09/09/2018, 06:20 WIB
Hadi Maulana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Dituduh mencuri, salah satu siswa SPN Dirgantara Batam, Kepri ditangkap polisi atas laporan pihak sekolah. Siswa itu juga diduga dipersekusi di bandara Hang Nadim serta disekap di sekolah dan tidak diperbolehkan pulang sejak awal ditangkap, Kamis (6/9/2018).

Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepulauan Riau (Kepri) mengecam tindakan dan perbuatan yang diduga dilakukan SMK Penerbangan SPN Dirgantara Batam. Komisioner KPAID Kepri Erry Syahrial mengatakan setelah dilakukan perundingan dengan pihak sekolah akhirnya siswa tersebut dibebaskan dan dikembalikan kepada orangtuanya.

"Setelah lakukan perundingan, akhirnya pihak sekolah mau melepaskan dan mengembalikan siswa tersebut kepada kedua orangtuanya," kata Erry, Minggu (9/9/2018) dini hari tadi.

Siswa SPN Dirgantara tersebut dikembalikan kepada kedua orangtuanya sekitar pukul 00.15 WIB dini hari tadi. Selanjutnya siswa tersebut dibawa ke RS Elizabeth untuk dilakukan visum.

"Ada bebern pa bekas luka disekujur tubuh siswa tersebut yang diduga dari tindak kekerasan pihak sekolah. Namun untuk pastinya kami masih menunggu hasil sebenarnya," jelas Erry.

Baca jugaViral, Video Pencurian di Rumah Sakit Berkedok Membesuk Pasien

"Namun sebelumnya kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Kapolresta Barelang terkait kasus ini dan untuk langkah selanjutnya pihaknya menyerahkan kepada kedua orangtua siswa tersebut. Yang jelas kami selalu mendampingi hingga anak yang sempat diperlakukan secara tidak manusiawi oleh pihak sekolahnya, yakni SPN Dirgantara mendapatkan keadilan," imbuhnya.

Menurut Erry, dugaan persekusi terhadap siswa SPN Dirgantara itu dilakukan oleh pembinanya dan anggota Polresta Barelang saat melakukan penangkapan. Padahal tidak ada wewenang sekolah untuk menangkap, memborgol dan menahan orang meski itu adalah siswanya sendiri.

"Sesuai UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), jika anak melakukan kesalahan atau tindak pidana, harus diproses dengan melibatkan banyak pihak, bukan malah seperti ini," papar Erry.

Diakui Erry, korban memang sempat dinyatakan buron oleh pihak sekolah karena kabur saat PKL di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta selama 5 bulan karena dituduh mencuri oleh teman sehingga dipukul.

Baca jugaPolisi Selidiki Video Diduga Pencurian Motor Bermodus Ojek Online

"Dari dasar itulah korban kabur dan kembali ke rumahnya karena takut, jika ke sekolah dirinya pasti kembali dihajar senior dan teman PKL nya itu karena sering terjadi kekerasan di sekolah itu," terang Erry.

Kapolresta Barelang Kombes Hengki membenarkan atas kejadian ini. Namun Hengki enggan berkomentar banyak terkait kasus ini.

"Sabar ya, masih proses mediasi, yang terpenting saat ini siswa yang bersangkutan sudah bisa kembali berkumpul dengan kedua orangtuanya," singkat Hengki.

Kompas TV Polres Ciamis telah mengerahkan polisi bersenjata lengkap untuk menangkap para tahanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com