Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Pengungsi Terserang ISPA hingga Soal Dana Kemanusiaan

Kompas.com - 08/09/2018, 06:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai terserang ISPA dan diare.

Sementara itu, sejumlah relawan dan warga memasang pipa air untuk mengatasi kekurangan air bersih bagi korban gempa. 

KPK memperingatkan Menteri Sosial untuk menjaga dan mengawasi dana kemanusiaan agar tidak dikorupsi.

Berikut fakta-fakta terbaru bencana gempa di Lombok hasil penelusuran Kompas.com.

1. Pengungsi mulai terserang ISPA dan diare

Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.KOMPAS.com/Karnia Septia Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.

Pengungsi di Desa Guntur Macan, Lombok Barat, mulai terjangkit diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).

"Sehari ada 100 pengungsi yang kami tangani di posko pengungsian," kata dokter Basirun, salah satu petugas medis di tenda pengungsian, Kamis (6/9/2018), dilansir dari Antara

Kondisi lokasi pengungsian yang tidak bersih dan berdebu menjadi penyebab utama dua penyakit tersebut cepat menyebar.

"Penyebabnya karena lingkungan yang tidak bersih dan berdebu," katanya. Di Desa Guntur Macan, terdapat 925 keluarga dengan jumlah jiwa 2.816.

Baca Juga: Orang Borobudur Bersatu Kumpulkan Donasi Wisatawan Untuk Lombok

2. Atasi kesulitan air bersih dari kaki Rinjani

ITB mengirimkan bantuan berupa alat Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.Dok. ITB ITB mengirimkan bantuan berupa alat Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pipa sepanjang 1,2 kilometer dipasang dari sumber air di kaki Gunung Rinjani hingga ke permukiman warga di Dusun Senaru, Lombok Utara, NTB.

Pemasangan dilakukan oleh warga dan Yayasan Palawa Indonesia (YPI) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

"Kami bersama warga membutuhkan waktu dua hari memasang pipa dari sumber air yang berada di jalur pendakian ke Gunung Rinjani Senaru," kata Alif Sutamanggala, relawan YPI, Kamis (6/9/2018), dilansir dari Antara.

Pemasangan pipa air tersebut diharapkan dapat memenuhi 30 persen kebutuhan air bersih warga Desa Senaru.

Baca Juga: 4 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih hingga Bantuan Prabowo

3. Belajar gempa dari membaca

Korban gempa menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Posko Pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8). Menurut data BNPB jumlah korban gempa yang tercatat hingga Senin (13/8/2018) menyebabkan 436 orang meninggal dunia dengan korban luka-luka sebanyak 1.353 orang, sementara jumlah pengungsi tercatat 352.793 orang.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi Korban gempa menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di Posko Pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8). Menurut data BNPB jumlah korban gempa yang tercatat hingga Senin (13/8/2018) menyebabkan 436 orang meninggal dunia dengan korban luka-luka sebanyak 1.353 orang, sementara jumlah pengungsi tercatat 352.793 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com