KOMPAS.com - Korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai terserang ISPA dan diare.
Sementara itu, sejumlah relawan dan warga memasang pipa air untuk mengatasi kekurangan air bersih bagi korban gempa.
KPK memperingatkan Menteri Sosial untuk menjaga dan mengawasi dana kemanusiaan agar tidak dikorupsi.
Berikut fakta-fakta terbaru bencana gempa di Lombok hasil penelusuran Kompas.com.
Pengungsi di Desa Guntur Macan, Lombok Barat, mulai terjangkit diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).
"Sehari ada 100 pengungsi yang kami tangani di posko pengungsian," kata dokter Basirun, salah satu petugas medis di tenda pengungsian, Kamis (6/9/2018), dilansir dari Antara.
Kondisi lokasi pengungsian yang tidak bersih dan berdebu menjadi penyebab utama dua penyakit tersebut cepat menyebar.
"Penyebabnya karena lingkungan yang tidak bersih dan berdebu," katanya. Di Desa Guntur Macan, terdapat 925 keluarga dengan jumlah jiwa 2.816.
Baca Juga: Orang Borobudur Bersatu Kumpulkan Donasi Wisatawan Untuk Lombok
Pipa sepanjang 1,2 kilometer dipasang dari sumber air di kaki Gunung Rinjani hingga ke permukiman warga di Dusun Senaru, Lombok Utara, NTB.
Pemasangan dilakukan oleh warga dan Yayasan Palawa Indonesia (YPI) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
"Kami bersama warga membutuhkan waktu dua hari memasang pipa dari sumber air yang berada di jalur pendakian ke Gunung Rinjani Senaru," kata Alif Sutamanggala, relawan YPI, Kamis (6/9/2018), dilansir dari Antara.
Pemasangan pipa air tersebut diharapkan dapat memenuhi 30 persen kebutuhan air bersih warga Desa Senaru.
Baca Juga: 4 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih hingga Bantuan Prabowo