Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulangan Korban Perdagangan Manusia di Malaysia Terkendala Birokrasi

Kompas.com - 07/09/2018, 08:32 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyatakan saat ini korban dugaan perdagangan manusia, ES (16), sudah berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kualalumpur, Malaysia.

Hal ini diungkapkan Ketua Bidang Advokasi P2TP2A Kabupaten Sukabumi Jejen Nurjanah kepada Kompas.com disela kunjungannya di rumah orangtua ES di Nyalindung, Kamis (6/9/2018) sore.

''Alhamdulillah kami sudah agak lega karena sudah bisa berkomunikasi, dan anaknya juga dalam keadaan aman serta sudah berada di KBRI Kuala Lumpur,'' ungkap Jejen.

Baca juga: Diduga Korban Perdagangan Manusia, Anak Sukabumi Ditemukan di Malaysia

Dia menuturkan untuk pemulangan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai lembaga atau instansi terkait, seperti dengan P2TP2A tingkat Provinsi Jawa Barat.

Juga berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan dan pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yaitu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).

''Sesuai prosedur, kami akan koordinasi dan komunikasikan dengan lembaga-lembaga lain sesuai kewenangannya masing-masing,'' tutur aktivis perempuan yang juga Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Barat ini.

Berdasarkan hasil pengalamannya, lanjut dia, dalam proses pemulangan warga negara Indonesia harus melalui prosedur atau tahapan-tahapan yang ditempuh.

Baca juga: Polwan Ini Menyamar Jadi PSK demi Bongkar Sindikat Perdagangan Manusia, Ceritanya...

 

Mulai identifikasi yang bersangkutan, dokumen keimigrasian seperti memiliki paspor atau tidak dan lainnya.

''Pemulangannya tidak bisa secepatnya, karena ini antarnegara. Harus melalui prosedur dan tahapan, kami pun menunggu perkembangan informasi dari KBRI,'' kata Jejen yang sudah lama malang melintang dalam dunia advokasi bagi buruh migran di Sukabumi.

Koordinasi

Kepala Polsek Nyalindung AKP Endah mengatakan dalam perkara dugaan perdagangan manusia yang dialami seorang warga di wilayah hukumnya sudah menjadi perhatian pihaknya dan Polres Sukabumi.

Bahkan sejak mendapatkan informasi awal, Rabu (5/9/2018) kemarin, anggota Bhabinkamtibmas Desa Wangunreja sudah melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dengan mendatangi orangtua korban di rumahnya.

Baca juga: Kisah Kakak Beradik Korban Perdagangan Manusia hingga Kasusnya Disidangkan

''Hasilnya ternyata betul, anak yang diduga menjadi korban perdagangan manusia tersebut benar-benar anaknya Pak Oden,'' kata Endah kepada wartawan di rumah Oden di Kampung Kadupugur.

''Kami pun sudah berkoordinasi dengan Satuan Reskrim Polres Sukabumi, karena penanganan perkara ini oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),'' sambung Polwan yang pernah menjabat sebagai Kepala Subbag Humas Polres Sukabumi Kota itu.

Pantauan Kompas.com pada Kamis (6/9/2018) siang, rumah orangtua ES di Kampung Kadupugur, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung ini dikunjungi unsur Muspika Nyalindung meliputi Camat Nyalindung Antono, Danramil Nyalindung Kapten Arm Sugianto dan Kepala Polsek Nyalindung AKP Endah.

Selain itu dua petugas P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Jejen Nurjanah dan Heni Rahmawati. Mereka didampingi Kepala Desa Wangunreja Ali Nurdin.

Rumah pasangan suami istri Oden dengan Enok ini berlokasi di sekitar perbukitan yang hanya dapat ditempuh kendaraan bermotor jenis sepeda motor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com