Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Anjlok, Tak Pengaruhi Proyek Besar di Kota Magelang

Kompas.com - 06/09/2018, 07:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak berpengaruh besar pada pelaksanaa sejumlah proyek di Kota Magelang, Jawa Tengah.

Proyek-proyek yang saat ini tengah berjalan antara lain Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bojong, rumah dinas Ketua DPRD Kota Magelang, pelebaran Jalan Diponegoro dan Jalan Pahlawan, kolam renang dan lapangan tenis di pusat kegiatan olahraga Moch Soebroto.

Kemudian penambahan bangsal RSUD Tidar Kota Magelang, hingga rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengungkapkan para kontraktor sebagai pihak ketiga pelaksana proyek sudah bekerja profesional. Mereka segera membelanjakan anggaran setelah dinyatakan sebagai pemenang tender.

Baca juga: Terdampak Gangguan SUTET Kediri-Pedan, Sebagian Wilayah Magelang Gelap

"Mereka profesional, ketika menang tender langsung belanja. Sehingga, kalau sekarang dolar naik, tidak mengganggu pelaksanaan proyek," ujar Sigit, disela-sela peninjauan proyake, Rabu (5/9/2018).

Sigit menargetkan proyek yang saat sedang berjalan dapat selesai akhir tahun 2018 ini, terutama arena kolam renang yang digadang-gadang sebagai kolam renang berstandar internasional itu. Proyek kolam renang menelan biaya mencapai Rp 11 miliar.

"Saya lihat tidak ada masalah, tapi saya mendorong percepatannya. Apalagi, cuaca sekarang sedang bagus, jadi pekerjaan bisa dipercepat dan lancar," uja" ungkapnya.

"Untuk kolam renang memang agak lama karena pengerjaannya disesuaikan dengan kemampuan juga. Tapi saya optimistis akan rampung akhir tahun ini, dan menjadi bagian ikon sport center Kota Magelang," imbuh Sigit lagi.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Terpuruk, Pemerintah Disarankan Mencabut Subsidi Energi

Andi Purnomo, kontraktor proyek kolam renang sport center Kota Magelang, menyatakan jika pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mencapai Rp 15.000 per dola AS (September 2018) memang tidak terlalu berpengaruh dengan kebutuhan belanja bahan-bahan pembangunan.

Sebab kata Andi, hal ini sudah diantisipasi dan diprediksi jauh sebelum proyek dilaksanakan. Memang diakui beberapa bahan seperti besi mengalami kenaikan harga mencapai 10 persen.

"Ada bahan yang harganya naik, seperti besi. Kenaikan harga jelas mempengaruhi laba kami. Tapi secara keseluruhan (pelemahan rupiah) tidak berdampak pada pelaksanaan proyek," ujarnya.

Sementara itu, untuk rumah dinas Ketua DPRD Kota Magelang saat ini sedang dibongkar untuk dibangun yang baru dengan biaya pembangunan mencapai Rp 4 miliar.

Baca juga: Rupiah Anjlok, Money Changer Diserbu Penukar Dollar AS

PT Permata Nirwana Nusantara menjadi kontraktor pelaksana dengan pelaksanaan 165 hari kalender. Pembangunan sudah dimulai 11 Juli lalu dan diperkirakan selesai 22 Desember 2018.

"Sejak mulai dibangun, Ketua Dewan tinggal di rumah pribadinya dengan mendapat tunjangan rumah sekitar Rp 7 juta per bulan. Nanti akan menempati rumah dinas setelah pembangunan selesai," ujar Sekretaris DPRD Kota Magelang, Indah Dwi Antari.

Menurutnya, rumah dinas tersebut sudah lama dan baru kali ini mengalami renovasi total.

"Semua bangunan lama dibongkar dan akan diganti dengan model yang baru," katanya.

Kompas TV Naiknya harga kacang kedelai membuat pengusaha tahu dan tempe merugi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com