Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Tak Berlayar karena Badai, Warga Sakit di Enggano Meninggal

Kompas.com - 05/09/2018, 20:40 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Lamtorang Siburian (52) warga Desa Meok, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.

Lamtorang menderita sakit lambung. Ia tak dapat dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengkulu akibat kapal feri tak dapat berlayar karena badai

Lamtorang meninggal pada 1 September 2018. Sebelumnya, ia sempat dirawat inap di Rumah Sakit di Pulau Enggano.

Namun rumah sakit setempat harus merujuk Lamtorang untuk berobat ke Kota Bengkulu.

Baca juga: 47 Rumah Warga Rusak Diterjang Badai di Aceh Tengah

Pasien kemudian diantar menggunakan kapal feri. Namun badai melanda perairan Enggano, sehingga kapal kembali merapat ke dermaga.

"Akibat badai, bapak tidak dapat dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengkulu akhirnya meninggal Subuh," ujar Enjeli Siburian, anak Lamtorang.

Kasus meninggalnya warga sakit di Pulau Enggano karena kapal tak dapat berlayar akibat badai, sering terjadi.

Enjeli pun berharap, pemerintah menyediakan transportasi yang memadai untuk pasien sakit.

"Sebelumnya ada pesawat perintis. Sekarang pesawat tidak ada lagi," tambah Enjeli.

Kasus serupa pernah terjadi menimpa Ramaldi Kaahoa, warga Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Ramaldi terbaring selama tiga pekan. Ia tak dapat dirujuk ke Kota Bengkulu karena kapal laut sedang diperbaiki. Ia pun akhirnya tutup usia, Kamis (2/3/2017).

Baca juga: Dua Awak Tugboat yang Terjebak Badai Ditemukan Tewas

Kepala suku Kaitora di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, Rafly Kaitora mengatakan, kasus seperti ini sering dialami warga Enggano.

Ia berharap pemerintah memiliki kesiapan untuk menyediakan transportasi khusus untuk warga yang sakit parah.

Pulau Enggano merupakan sebuah wilayah di tengah Samudera Hindia di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Pulau ini didiami 4.000 jiwa penduduk.

Untuk menuju wilayah ini, dibutuhkan perjalanan laut selama 12 jam menggunakan kapal feri.

Pada saat normal, kapal feri melayani masyarakat dari Pulau Enggano ke Kota Bengkulu dua kali dalam sepekan.

Kompas TV Selain mengancam kesehatan warga, kondisi ini membuat jarak pandang warga menjadi terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com