MALANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kennedie mengatakan, pemulihan ekosistem padang rumput atau sabana Gunung Bromo, Jawa Timur yang terbakar, membutuhkan waktu satu bulan.
Menurut dia, cuaca dingin disertai frost atau embun beku membuat tanaman yang terbakar mudah tumbuh kembali.
"Kalau hujan paling seminggu. Tapi kalau nggak hujan paling lama sebulan sudah bagus. Karena kan ada frost, cuaca dingin ini," kata John, Rabu (5/9/2018).
John mengatakan, lahan seluas 70 hektar yang terbakar memang penuh dengan serasah atau tumpukan daun dan ranting kering. Padang sabana itu terkahir kali terbakar pada 2014.
"Jadi yang terbakar itu kan bagian permukaan saja. Pohon-pohonnya tetap utuh. Serasahnya itu yang terbakar. Karena sudah lama tidak terbakar, jadi serasahnya tebal. 2014 terbakar terakhir kan," bebernya.
Baca juga: Dalam Tiga Hari, 70 Hektar Sabana Gunung Bromo Hangus Terbakar
Diketahui, pada Sabtu (1/9/2018), sabana Gunung Bromo terbakar. Api yang berasal dari Blok Plentongan terus meluas, bahkan sempat menyentuh 263 titik api.
Api dipastikan padam secara keseluruhan pada Selasa (4/9/2018) setelah melalui pemantauan satelit atau hotspot information land forest alert satelit. Total lahan yang terbakar diperkirakan seluas 70 hektar.