Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pesilat Hanifan YK, Peraih Medali Emas Asian Games 2018

Kompas.com - 03/09/2018, 16:47 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kompas TV Bagi para pengikut atau pendukung kedua politisi tersebut, sehausnya momentum ini bisa dijadikan panutan.

"Hanif seperti remaja umumnya, hanya dia punya fokus dalam soal latihan, punya jadwal sendiri. Dia tahu kapan belajar, istirahat, latihan, dia atur sendiri," ujar Dani.

"Kita memberi ruang untuk berimajinasi mengeksplor pikiran dan perasannya, tapi tetap disiplin. Saya hanya ingatkan kalau ingin jadi juara hiduplah sebagai seorang juara, pergaulan, permainan, ingat waktu. Itu sudah jadi proses yang panjang. Itu yang terberat. Dukungan orangtua harus ful," tambahnya.

Dani bercerita, air matanya tak terbendung saat melihat anaknya dikalungkan medali emas. Namun, ia mengaku lenih terharu saat melihat anaknya secara spontan memeluk Jokowi dan Prabowo.

"Ya, otomatis namanya orangtua lihat anaknya berprestasi sangat bangga sekali. Tapi lebih terharu lagi ketika dia naik podium. Itu momentum enggak disangka-sangka dia akan melakukan hal seperti itu (memeluk Prabowo dan Jokowi). Itu betul-betul spontan dan di luar dugaan. Saya pikir bukan hanya saya, masyarakat Indonesia juga terharu, melihat dia dapat medali nangis, melihat momentum pelukan itu tambah nangis lagi," tutur Dani.

Atlet berpendidikan

Dewi Yanti Kosasih, ibunda Hanif, menyadari anakanya tengah berada di puncak karirnya. Ia pun terus mewanti-wanti agar anaknya tetap rendah hati serta fokus belajar.

Dewi memang ingin karir akademik Hanif tetap berjalan meski menjadi seorang atlet. Hanif masih tercatat sebagai mahasiswa di STKIP Cimahi dan Universitas Pasundan Bandung.

"Jadi pesilat kan harus sinkron antara pendidikan dan prestasi karena di pencak silat banyak yang sekolahnya S2, S3," ujar Dewi.

Baca juga: Bonus Besar Asian Games Pesilat Hanifan YK untuk Berangkatkan Haji Orangtua

Dewi pun berharap agar Hanif tak terjun ke dunia entertainmen. Menurutnya, menjadi atlet sudah cukup untuk menjadi modal kehidupanya.

"Kalau untuk main film atau keartisan saya tak ada ke arah sana. Saya hanya ingin dia jadi pesilat sejati, berpendidikan yang baik. Karena saya rasa dengan pendidikan yang baik sudah bisa dipakai modal untuk kehidupannya," ujarnya.

Dewi juga sangat ketat dalam mengelola keuangan Hanif, mengingat ia mendapat bonus besar atas prestasinya. Ia tak ingin Hanif senasib dengan beberapa atlet yang punya cerita kelam di masa tuanya.

"Kebetulan yang kelola uang saya sebagai ibunya, dia percayakan kepada saya. Dia juga belajar bisnis kaos nama brandnya HYK. Jersey olahraga begitu lah, konveksian ada kerja sama dengan saudara," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com