Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Terpopuler Nusantara, Ucapan Selamat Sandiaga hingga Rahasia Akrobat Jokowi

Kompas.com - 30/08/2018, 06:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - 5 berita terpopuler di Kompas.com pada hari Rabu (29/8/2018) diawali dengan ucapan selamat bakal calon wakil presiden, Sandiaga Uno, kepada Dedy Mizwar.

Setelah itu, berita yang paling banyak dibaca adalah terkait komentar Presiden Joko Widodo terkait aksi "stuntman" yang ramai di media sosial.

Selain itu, sidak Jokowi di proyek dana desa di Gunung Kidul juga menjadi trending. Topik #2019GantiPresiden dan pembunuhan seorang waria juga mendapat sorotan pembaca.

Berikut 5 berita terpopuler di Kompas.com pada hari kemarin.

1. Sandiaga Uno ucapkan selamat kepada Deddy Mizwar

Bakal calon presiden Sandiaga Uno bersama Ferry Mursyidan Baldan di Kantor Kompas, Jakarta, Rabu (29/8/2018).KOMPAS.com/Ihsanuddin Bakal calon presiden Sandiaga Uno bersama Ferry Mursyidan Baldan di Kantor Kompas, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Kabar masuknya nama mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sebagai juru bicara tim pemenangan pasangan bakal capres cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin, ternyata sampai ke telinga Sandiaga Uno. 

“Selamat untuk Pak Deddy Mizwar,” kata Sandiaga saat ditemui di Hotel Savoy Homman, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (28/8/2018).

Seperti diketahui, Deddy Mizwar merupakan kader partai Demokrat yang notabene menjadi pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019 nanti.

Baca berita selengkapnya di sini

2. Jokowi buka rahasia "aksi" akrobatnya di pembukaan Asian Games 2018

Aksi Jokowi saat pembukaan Asian Games 2018Youtube Aksi Jokowi saat pembukaan Asian Games 2018

Anda masih tentu masih ingat keriuhan yang terjadi di media sosial terkait "aksi" Presiden Joko Widodo yang bermanuver dengan menggunakan moge alias motor gede saat pembukaan ajang Asian Games 2018.

Keriuhan yang terjadi itu pun membuat heran Presiden Jokowi. Ini penjelasan Jokowi terkait hal itu.

"Saya diberi alternatif saat itu, yang biasa, agak ekstrem dan ekstrem. Saya terus pilih yang ekstrem. Ya, sekali lagi presiden disuruh akrobat seperti itu, ya gila bro, ya enggaklah," katanya.

"Ini kan tontonan, ini kan hiburan untuk pembukaan dan itu yang mengurus EO (event organizer), yang punya ide-ide," ujar Jokowi saat berpidato di pembukaan Kongres Mahasabha XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Hotel The Rich, Yogyakarta, Rabu (29/08/2018).

Baca berita selengkapnya di sini

3. Jokowi sidak proyek dana desa di DIY

Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Yogyakarta menyempatkan diri mengunjungi proyek dana desa pembangunan saluran irigasi tersier di Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman Rabu (29/8/2018)Kompas.com/Markus Yuwono Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Yogyakarta menyempatkan diri mengunjungi proyek dana desa pembangunan saluran irigasi tersier di Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman Rabu (29/8/2018)

Inspeksi mendadak dilakukan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja di Gunung Kidul, DIY. Jokowi meninjau proyek irigasi tersier di Desa Sendangtorto, Berbah, Sleman.

Kunjungan mendadak tersebut untuk memastikan kelancaran dana desa untuk peruntukannya, yaitu proyek irigasi.

"Mampir ke kegiatan yang berhubungan dengan dana desa, saya ngecek dadak saja kegiatan pembangunan irigasi di sini," kata Jokowi,

Baca berita selengkapnya di sini

4. Polemik aksi #2019GantiPresiden

Deklarasi #2019GantiPresiden yang dilakukan ratusan massa di depan Masjid Agung Annur Pekanbaru, Riau, Minggu (26/8/2018).Kompas.com/Idon Tanjung Deklarasi #2019GantiPresiden yang dilakukan ratusan massa di depan Masjid Agung Annur Pekanbaru, Riau, Minggu (26/8/2018).

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, kegiatan #2019GantiPresiden seharusnya tidak boleh dilakukan.

Menurutnya, kegiatan yang mengundang banyak penolakan itu merupakan kampanye negatif terhadap Presiden Joko Widodo yang merupakan calon petahana pada Pilpres 2019 mendatang.

Sementara itu, tahapan Pemilu 2019 belum memasuki tahapan kampanye.

"Jadi kita tidak boleh mengajak orang untuk mendukung seseorang maupun melawan seseorang. Apalagi, kalau tagar misalnya #2019GantiPresiden. Itu sudah jelas menyerang calon incumbent. Menurut saya itu tidak boleh," katanya.

Baca berita selengkapnya di sini

5. 13 tahun hukuman penjara untuk Hadian

Keluarga dari terdakwa Hadian (19) mendadak histeris setelah pemuda tersebut divonis hakim selama 13 tahun penjara usai membunuh seoarang waria di salon, Selasa (28/8/2018).KOMPAS.com/ Aji YK Putra Keluarga dari terdakwa Hadian (19) mendadak histeris setelah pemuda tersebut divonis hakim selama 13 tahun penjara usai membunuh seoarang waria di salon, Selasa (28/8/2018).

Kisah Hadian, remaja yang berusia 19 tahun, yang divonis bersalah oleh hakim karena aksi pembunuhan yang dia lakukan terhadap Aldi alias Badik alias Chika (25), cukup menyita perhatian pembaca.

Seperti diketahui, Aldi alias Chika adalah seorang waria yang memiliki salon rambut. Dalam persidangan terungkap, Hadian memukul kepala Chika dengan tabung gas ukuran 3 kilogram ke kepala Chika karena hendak diperkosa.

Vonis 13 tahun tersebut diprotes oleh keluarga Hadian. Kuasa hukum Hadian pun mengajukan banding atas putusan hakim tersebut. Pihak keluarga menganggap Hadian tidak berada di tempat kejadian perkara saat peristiwa pembunuhan itu terjadi.

Baca berita selengkapnya di sini

Sumber (KOMPAS.com: Putra Prima Perdana, Wijaya Kusuma, Markus Yuwono, Aji YK Putra, Andi Hartik)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com