Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Padamkan Kebakaran di Lereng Menoreh dengan Sekat Bakar

Kompas.com - 28/08/2018, 20:46 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comKebakaran melanda sekitar 20 hektar lereng bukit yang banyak ditumbuhi pohon jati di Dusun Ngaren, Desa Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebakaran itu berlangsung dari tengah hari hingga sore itu merusak puluhan pohon jati dan mahoni.

Tidak ada korban akibat kebakaran ini. "Saya harap ini hanyalah kejadian alam biasa bukan akibat puntung rokok atau kelalaian warga," kata Ariadi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Selasa (28/8/2018).

Musim kemarau masih melanda Kulon Progo. Daerah perbukitan Menoreh salah satu kawasan dataran tinggi yang mengalami dampak kekeringan luas di musim ini. Gugur daun dari pohon yang memenuhi lereng memenuhi lahan.

Lereng itu berada di pinggir jalan. Api diperkirakan berawal dari jalanan lantas merambat ke atas. Api cepat sekali merambat di antara gugur daun kering jati dan mahoni yang memenuhi lereng. Api juga cepat merambat akibat hembus angin yang kencang.

Baca juga: Buntut Karhutla dan Kabut Asap di Pontianak, Polda Kalbar Tetapkan 27 Tersangka

Pemadam kebakaran yang sudah siaga kesulitan menangani kebakaran itu akibat kontur bukit yang terjal.

"Damkar yang sudah siap juga tidak bisa, karena sudah merambat ke tengah, terus kemudian tidak bisa dijangkau," kata Samingin, warga Banjarsari.

"Musim pohon jati dan mahoni meranggas membuat banyak daun kering terjilat api cepat sekali," katanya.

Tak ada rotan akar pun jadi. Warga, relawan, dan BPBD memutuskan untuk membuat sekat bakar atau lokalisir api merambat. Warga dan relawan saling membantu dalam mengumpulkan daun kering pohon jati dan mahoni agar api tidak lagi merambat. Cara ini efektif. Para relawan bisa menghentikan sebaran api yang telah menyala selama tiga jam.

Ariadi sendiri menyatakan pihaknya dan sejumlah warga akan berjaga di lokasi tersebut.

"Kami masih siaga bersama warga dan relawan menjaga kemungkinan api masih meluas agar tidak membahayakan pemukiman warga," kata Ariadi.

Kompas TV Keterbatasan dana dari yayasan pemadam kebakaran menjadi alasannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com