Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah Didemo, Disebut Kerap Panggil Siswa dengan Nama Binatang dan Tidak Transparan soal Dana BOS

Kompas.com - 28/08/2018, 12:00 WIB
Junaedi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Ratusan siswa dan guru SMP Negeri 1 Polewali Mandar Sulawesi Barat kembali menggelar aksi demo untuk kesekian kalinya di halaman sekolah, Senin (27/8/2018).

Para siswa menuntut kepala sekolah, Supardi, mundur dari jabatannya karena dinilai tidak sopan dan tidak cakap memimpin. Pasalnya, sang kepala sekolah disebut kerap meneriaki dan memanggil mereka dengan nama-nama binatang atau warna kulit yang berbau rasis.

Salah satu siswa yang turut mendukung aksi tersebut mengaku, panggilan tak sopan dari kepala sekolah membuat sejumlah siswa minder.

"Nama kami kadang dipanggil tedong (kerbau) atau bolong (hitam legam). Pokoknya kalau bicara ceplos-ceplos tanpa mempertimbangkan apakah melukai perasaan orang lain. Pokoknya kami ingin kepala sekolah di ganti dan dicopot dari jabatannya," ungkapnya.

Dalam orasinya, para siswa yang membawa serta spanduk dan poster berisi tuntutan agar kepala sekolah mereka mundur dari jabatannya karena menilai kepala sekolah kadang arogan dan tidak sopan dalam bertutur sapa kepada siswanya.

Sementara itu, para guru menuntut kepala sekolah mundur lantaran pengelolaan dana BOS yang dinilai tidak transparan dan salah sasaran.

Para guru menilai, Supardi mengelola sekolah seperti perusahaan milik pribadinya. Segala keputusan menyangkut masa depan sekolah termasuk guru dna sisnaya ia tentukan sendiri.

Seorang guru bidang studi, Hariati mengatakan, aksi yang digelar para guru dan siswa yang kesekian kalinya ini bertujuan untuk memberi peringatan kepada kepala sekolah agar tidak sewenang-wenang mengambil keputusan sendiri di sekolah karena guru adalah mitranya.

"Kami butuh manajemen profesional, sekolah bukan perusahaan milik kepala sekolah, dana bos bukan milik pribadi. Kami butuh pemimpin yang bermoral," ungkapnya, Senin.

Selama ini, lanjut Hartati, guru juga jarang diajak berkomunikasi dengan kepala sekolah. Kepala sekolah Supriadi selama ini dinilai hanya mengambil keputusan sepihak yang tidak melibatkan para guru.

"Sebelumnya kami juga pernah menggelar aksi di Dinas Pendidikan dan DPRD, tapi tidak ada tanggapan. Makanya kami kembali aksi menuntut kepala sekolah diganti," katanya.

Dibantah

Kepala Sekolah Supardi yang menyaksikan aksi demo para siswa dan guru dari lantai dua gedung sekolahnya membantah tudingan para siswa dan guru.

Supardi membantah dirinya menggunakan anggaran dana BOS yang tidak transparan sebab pengelolaan dana BOS di sekolah telah diatur oleh Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang telah dibuat satu tahun lalu.

Menurut dia, pihaknya telah menggunakan dana BOS untuk kepentingan sekolah, seperti menyediakan buku-buku bagi guru dalam mengajar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com