Pada tahun 2011, Jafro mulai menuai prestasi dengan menjadi juara 3 yunior Batu Open Paragliding.
Prestasinya sebagai atlet paralayang terus menanjak. Berbagai kejuaraan, baik nasional maupun internasional ia ikuti.
Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat tahun 2016, Jafro meraih medali emas. Puncaknya saat Jafro meraih emas di gelaran Asian Games yang saat ini masih berlangsung.
Orangtua kaget
Budi Sutrisno, ayah Jafro, tidak menyangka anaknya bakal menjadi atlet paralayang berprestasi. Sebab, dirinya yang merupakan keluarga petani tidak mungkin bisa mendidik anaknya menjadi atlet, apalagi atlet paralayang.
Namun, ia tidak pernah melarang anaknya yang menjadi tukang lipat parasut.
"Awalnya lipat parasut, cari uang untuk jajan. Kadang dicemooh, kok main terus le, bantu bapaknya sana. Tapi namanya anak kecil masih suka bermain. Saya biarkan. Pokoknya tidak sampai terjerumus ke hal yang negatif," katanya.
Sutrisno melihat peluang dalam diri anaknya setelah mendapat tawaran untuk menjadi atlet paralayang.
"Ada peluang harus kami kejar. Kami secara ekonomi tidak mampu, tapi ada tawaran, alhamdulillah," katanya.
Kini, Sutrisno sudah menyaksikan prestasi anaknya. Medali emas Asian Games 2018 untuk Indonesia. Sutrisno sangat bangga anaknya bisa mengharumkan nama Indonesia.
"Kalau ditanya bangga tidak, bangga sekali," katanya.
Baca juga: INFOGRAFIK Asian Games: Peraih Medali Emas, Jafro Megawanto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.