PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebuah alat berat dikerahkan untuk mengeruk parit yang bertujuan untuk menambah pasokan air guna pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di belakang gedung Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Jalan Sepakat II, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/8/2018) sore.
Sebelum menggunakan alat berat, sejumlah relawan gabungan juga berupaya berinisiatif mengeruk parit secara manual untuk mengalirkan air yang dibutuhkan para petugas pemadam kebakaran.
Pantauan di lapangan, aktivitas pemadaman masih terus dilakukan di lokasi tersebut.
Lokasi tersebut mulai terbakar sejak Rabu (22/8/2018) sore. Sempat mereda pada malam hari, namun pada Kamis (23/8/2018) dinihari api kembali membesar dan semakin mendekati gedung perkuliahan Untan.
Baca juga: Kebakaran Lahan di Pontianak, Aktivitas Perkuliahan Terganggu
Sejak pagi, petugas pemadam gabungan dari sejumlah instansi terlihat bahu membahu berupaya memadamkan api dan mencegah api merembet ke lokasi lain.
Hingga hari ini, jumlah titik api (hotspot) di wilayah Kalimantan Barat terus meningkat menjadi 914 hotspot.
Jumlah tersebut berdasarkan pembaruan pemantauan titik panas (hotspot) dari satelit pengolahan data Lapan pada tanggal 22 Agustus 2018 mulai pukul 07.00 hingga 23 Agustus 2018 pukul 09.30 WIB yang dirilis BMKG.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Supadio, Sutikno mengatakan sifat hujan yang bersifat lokal, tidak terlalu signifikan dalam mengurangi jumlah titik api di Kalbar.
"Hujannya tidak merata dan bersifat lokal, sehingga kurang signifikan untuk mengurangi jumlah hotspot," ujar Sutikno, Kamis pagi tadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.