Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau Meluas, BMKG Ingatkan Bahaya Karhutla

Kompas.com - 23/08/2018, 16:50 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com -  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya kemarau yang meluas di Indonesia, terutama untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi.

Kondisi ini meningkatkan jumlah titik panas di beberapa pulau di Indonesia.

“Kamis sedang menganalisis informasi titik panas berdasarkan citra Satelit Terra Aqua (Lapan),” kata Fatuhri Syabani, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Gorontalo merilis keterangan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Kamis (23/8/2018).

Peningkatan jumlah titik panas ini, menurutnya diakibatkan kondisi atmosfer dan cuaca yang relatif kering sehingga mengakibatkan tanaman menjadi mudah terbakar.

Kondisi tersebut perlu diperhatikan, agar tidak diperparah dengan maraknya pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar.

Baca juga: Sebanyak 664 Titik Panas Terpantau di Kalbar Hari Ini

Sebelumnya BMKG memprediksi pengaruh musim kemarau yang berlangsung Agustus - September hanya mencakup sebagian besar Jawa – Bali – Nusa Tenggara.

Wilayah yang cukup signifikan mengalami peningkatan titik panas yaitu Kalimantan Barat (798 titik), Kalimantan Tengah (226 titik), Jambi (19 titik) dan Sumatera Selatan (13 titik).

Meluasnya titik panas ini, BMKG berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),  Pemerintah Daerah, dan instansi terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan, bahaya polusi udara dan asap, potensi kekeringan lahan dan kekurangan air bersih.

Yang perlu diwaspadai adalah dampak paparan kabut asap jika sampai terbakar karena sangat berpotensi menganggu kesehatan.

Baca juga: Karhutla di Kalbar, 4 Nyawa Melayang hingga Ular Piton Terjebak Api

Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pertengahan Agustus 2018 hampir seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau yaitu sebanyak 95.03 persen.

Sedangkan sisanya 4.97 persen masih mengalami musim hujan. Adapun musim kemarau diprediksikan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2018.

Pantauan alat kualitas udara di Stasiun Klimatologi Mempawah menunjukkan konsentrasi Particulate Matter (PM10) tertinggi sebesar 356.93 µg/m3. Ini berarti masuk dalam kategori berbahaya. Pengamatan jarak pandang mendatar (visibility maksimum) tercatat kurang dari 100 meter," tambah dia.

Kompas TV Cegah Karhutla, Miss Earth Indonesia Beri Penyuluhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com