Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih Ahmad dan Riza, Kakak Beradik Yatim Penderita Hidrosefalus

Kompas.com - 23/08/2018, 15:50 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suasana rumah milik Sumini (39) di dusun Rejosari, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, nampak sepi dibandingkan rumah tetangganya. Aroma masakan gulai daging kurban tak tercium dari rumah berwarna oranye itu.

Saat ditemui Kompas.com, Sumini baru saja selesai membersihkan rumah ditemani ibunya.

Dia pun baru saja membersihkan kedua anaknya Ahmad Yuandi Nurrova (10), dan Riza Gionino (6) yang terbaring lemas karena menderita penyakit hidrosefalus (pembesaran kepala karena cairan).

Tak jauh dari kedua kakaknya terbaring, Shiva (4) tampak terjaga dari tidurnya ketika ibunya berbicara mengenai keadaan anak ketiga dan keempatnya.

Di kamar yang cukup luas ini, ada tiga tempat tidur yang digunakan dirinya untuk tidur dan ketiga anaknya itu setiap harinya.

Baca juga: Evi, Bayi Penderita Hidrosefalus Itu Tetap Mengoceh...

 

Tampak tumpukan pampers dan susu bubuk bantuan dari relawan dari salah lembaga dari Yogyakarta tergeletak di tempat tidur.

Ahmad dan Riza tidak melakukan aktivitas apapun. Saat Riza menangis, Sumini mengusap pundak dan membersihkan mulutnya lalu dia terdiam lagi. Matanya tetap terbuka. Sementara sang kakak, Ahmad, tertidur dengan lelap.

"Yang terbaring itu Ahmad dan Riza, anak saya nomor tiga dan empat. Anak pertama Kelik Mustofa sudah bekerja selepas SMK dua tahun lalu, dan anak kedua Anggit Wahyu Aji saat ini duduk di kelas 9 SMP. Shiva ini anak saya nomor lima, saat ini PAUD. Kebetulan sekolahnya sedang ada lomba tetapi dia tidak ikut," kata Sumini saat ditemui di rumahnya, Kamis (23/8/2018)

Sumini bercerita, sejak almarhum Wagiran, suaminya, meninggal 2016 lalu, perekonomian keluarga ini tidak ada yang pasti setiap bulannya.

Sumini yang memiliki keahlian menjahit tidak mungkin setiap hari bekerja, karena kondisi kedua anaknya tersebut membutuhkan perhatian setiap saat.

Baca juga: Bocah Hidrosefalus Tiba-tiba Tertawa Riang Saat Dijenguk Dedi Mulyadi

 

"Ya yang pokok saya ini momong keduanya (Ahmad dan Riza) karena tidak bisa ditinggal lama," ucapnya. 

Menurut Sumini, sebenarnya tidak ada yang berbeda dengan kehamilan anak-anaknya.  Namun Ahmad mengalami pembesaran kepala saat memasuki usia 35 hari. Sementara Riza mengalami pembesaran kepala sejak usia 19 hari.

Keduanya sudah dilakukan operasi setelah diketahui menderita hidrosefalus dan dipasang selang untuk mengurangi cairan di kepala.

Sejak suaminya meninggal dunia, keduanya tidak lagi mendapatkan perawatan secara medis. Hal ini cukup beralasan, meski sudah mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) dirinya tidak bisa membawa keduanya ke puskesmas terdekat karena biaya perjalanan, dan kerepotan membawa keduanya.

"Sudah lama keduanya tidak diperiksa dokter, paling kalau panas ya dibelikan obat di warung saja. Enggak mungkin saya bawa keduanya ke puskesmas karena kondisinya seperti itu," ucapnya. 

Baca juga: Donasi Pembaca Kompas.com buat Ortu Selly, Penderita Hidrosefalus, Bisa Tebus Surat Rumah

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com