Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Menteri Susi Pilih Pimpin Penenggelaman Kapal Ikan dari Minahasa Utara?

Kompas.com - 22/08/2018, 06:51 WIB
Caroline Damanik

Editor

BITUNG, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman serentak 125 kapal yang terlibat illegal fishing di Indonesia dari Perairan Kema di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (20/8/2018).

Susi mengungkapkan, alasannya memimpin komando dari kawasan ini adalah karena wilayah perairan Sulawesi Utara merupakan salah satu wilayah merah illegal fishing.

Kawasan ini, lanjut dia, kerap menjadi fishing zone kapal-kapal pencuri ikan dari beberapa negara yang berniat menambang kekayaan sumber daya perikanan di perairan ini, terutama komoditas tuna dan cakalang.

Baca juga: Menteri Susi: Ini Bukan Gaya-gayaan, Warga dan Pejabat Tak Perlu Mempertanyakan...
 
Kapal-kapal pelaku illegal fishing yang ditangkap di perairan Sulawesi bagian utara pun tak hanya berbendera asing, tetapi juga Indonesia.

"Pengamanan perairan Sulawesi Utara dari kapal-kapal asing yang masuk ke Indonesia masih merupakan tantangan besar kita," ungkap Menteri Susi di sela penenggelaman kapal.

Komando penenggelaman yang dilakukan di Minahasa Utara juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi aparat penegak hukum, antara lain TNI AL, POLRI, PSDKP, dan Bakamla untuk meningkatkan pengamanan wilayah kedaulatan NKRI.

Baca juga: Asisten Pribadi Menteri Susi yang Jadi Buah Bibir...

Susi juga mengatakan, penenggelaman 125 kapal sengaja dilakukan dekat momen peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia sebagai manifestasi dari upaya Indonesia memberikan pesan kemerdekaan untuk merebut kembali kedaulatan sumber daya perikanan Indonesia.

11 titik penenggelaman kapal

Kapal-kapal tersebut merupakan kapal yang ditangkap melalui unsur-unsur Satgas 115, yaitu TNI Angkatan Laut (TNI AL), Polair Baharkam Kepolisian RI (Polair), Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan PSDKP KKP karena melakukan tindak pidana di bidang perikanan.

Kebanyakan kapal ditangkap lantaran menangkap atau mengangkut ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPPRI) tanpa SIUP, menangkap ikan di WPPRI tanpa SIPI, mengangkut ikan tanpa SIKPI, dan menangkap ikan dengan menggunakan alat penangkapan ikan yang dilarang dan merusak lingkungan.

Baca juga: Gaya Menteri Susi Jajal Motor Trail di Jalanan Lombok

Penenggelaman kapal dilakukan berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) untuk 116 kapal dan berdasarkan penetapan pengadilan untuk 9 kapal.

Ada 11 titik penenggelaman kapal pelaku illegal fishing yang ditenggelamkan oleh Menteri  Susi selaku Komandan Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan secara Ilegal (Satgas 115).

Kapal yang ditenggelamkan adalah kapal hasil tangkapan yang sudah melalui proses hukum hingga putusan pengadilan yang sudah inkracht dan dieksekusi oleh Kejaksaan Negeri Bitung.

Baca juga: Menteri Susi Tenggelamkan 125 Kapal Pencuri Ikan, Mayoritas Asal Vietnam

Mayoritas, kapal yang ditenggelamkan merupakan kapal ikan berbendera asing dengan jumlah 120 kapal, antara lain 86 kapal berbendera Vietnam, 20 kapal Malaysia, dan 14 kapal Filipina. Sementara itu, ada 5 kapal ikan yang berbendera Indonesia.

Penenggelaman kapal dilakukan secara serentak di 11 titik di Indonesia, dengan rincian sebagai berikut:
- 18 kapal di Pontianak
- 6 kapal di Cirebon
- 15 kapal di Bitung
- 3 kapal di Aceh
- 2 kapal di Tarakan
- 7 kapal di Belawan
- 1 kapal di Merauke
- 40 kapal di Natuna/Ranai
- 1 kapal di Ambon
- 9 kapal di Batam
- 23 kapal di Tarempa/Anambas

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 488 kapal pelaku illegal fishing sudah ditenggelamkan sejak Oktober 2014 sampai dengan Agustus 2018.

Kapal-kapal itu di antaranya 276 kapal kapal berbendera Vietnam, 90 kapal Filipina, 50 kapal Thailand, 41 kapal Malaysia, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal China, 1 kapal Belize, 1 kapal tanpa identitas negara dan 26 kapal Indonesia.


Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul 7 Fakta Menarik Menteri Susi di Bitung, Pantau Selat Lembeh hingga Komandoi Penenggelaman 125 Kapal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com