SOLO, KOMPAS.com - Puluhan siswa penyandang disabilitas Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo melukis payung raksasa berdiameter 3x3 centimeter di Pendopo YPAC Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Selasa (21/8/2018).
Mereka terlihat antusias melukis payung dengan berbagai macam warna. Selain payung berukuran besar, siswa penyandang disabilitas dari berbagai jenjang pendidikan itu juga melukis payung berukuran kecil.
Kegiatan melukis payung sebagai rangkaian pre-event menyambut Festival Payung Indonesia (FPI) ke-5 Tahun 2018 yang diselenggarakan 7-9 September 2018 di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang.
Payung raksasa ini akan dipamerkan selama tiga hari di Taman Lumbini Candi Borobudur bersama dengan payung tradisional dari berbagai peserta Festival Payung Indonesia 2018.
Baca juga: Candi Borobudur Jadi Venue Utama Festival Payung Indonesia Kelima
Seorang siswa kelas V SLB YPAC Solo, Riski Habibi (14) mengaku senang bisa ikut ambil bagian melukis payung raksasa.
Sambil duduk di kursi rodanya, Riski terlihat mahir menggoreskan cat warna ke payung.
"Perasaannya senang, bahagia dan gembira bisa melukis bersama teman-teman. Saya melukis payung ini mulai pukul 10.00 WIB," kata Riski kepada Kompas.com di sela melukis payung raksasa.
Riski mengaku sejak kecil sudah suka melukis. Bahkan, hobinya itu mengantarkan Riski meraih juara dua dalam lomba melukis tingkat pelajar di Taman Balekambang Solo.
"Iya, kemarin saya dapat juara dua melukis di Taman Balekambang," ungkap Riski.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan YPAC Solo, Tri Mulyani mengatakan, awalnya kegiatan melukis payung raksasa akan diikuti seluruh siswa YPAC mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA sebanyak 150 orang.
Baca juga: Cerita Pekerja Relokasi Makam untuk Jalan Tol, dari Menemukan Gigi Emas hingga Kain Kafan Utuh
Namun karena bersamaan dengan pelatihan kewirausahaan, hanya sekitar 50 siswa yang mengikuti kegiatan melukis.
"Jadi siswa yang melukis payung ini bergantian. Karena kegiatan ini bersamaan dengan pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan di sekolah," kata Tri.
Tri menambahkan, kegiatan melukis payung sangat penting karena dapat memotivasi anak-anak. Mereka bisa menyalurkan kreativitasnya melalui kegiatan itu.
"Kegiatan (melukis payung) ini kan tidak hanya untuk lingkungan sekolah sendiri. Tetapi di sini banyak orang yang ikut. Sehingga bisa membangkitkan mereka untuk semakin termotivasi dan percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya," tutur guru kelas V SLB YPAC Solo.
Baca juga: Dedi Mulyadi Ajak ASN Tiru Gaya Jokowi